saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Senin, 29 April 2013

Kau aku lepaskan




Lancang kau! ketika kau berlagak bermain dalam patahan kalimat yang mengabur dari pendengaranku. Dimana kutatapkan sorot keseriusan yang semakin menusuk ruangmu. Kutanyakan inikah kesalahan? saat aku tak lagi menjadi tempat singgahmu manakala kau telah kuat dibawa angin. Kakiku terlilit rantai yang tak terlihat oleh mata, tak tersentuh oleh tangan, dan tak tercium oleh rasa. Kakiku tetap memintaku berpijak, rantai semakin melilitku dan tak kurasakan sakitnya. Saatku tahu rantai itu bernama cinta.
            Kau memperbudakku dalam sebuah bungkus rapi bernama pengorbanan. Kau jerat dalam kepalsuan hati yang pada akhirnya tidak berpihak padaku. Kau..kau sumber segala kekeliruan anganku. Kau yang membolak-balikkan pasir waktuku menjadi tak menentu. Berlari dengan makhluk lain bernama sang dewi.
            Dimanakah singgasana yang telah kau ciptakan dari kapas-kapas mimpimu dahulu? apakah telah hilang diterpa angin pasang? ataukah hilang menancap pada ranting kering kemudian tercabik-cabik menjadi ratusan bagian? entahlah kau tak kan peduli.
            Kini sibukkan dirimu dengan memintal selendang dari cinta kau dan dia. Pakaikan diatas kepalanya agar hatinya menjadi berbunga. Peluk dengan angin kehangatan dan jangan biarkan dia terhempas sepertiku. Selamat jalan kau aku lepaskan.
            

Selasa, 16 April 2013

Sajak tak bersajak

         Kamu yang selalu mengisi harian dan lembaran diary dalam buku hijauku. tentang kebersamaan yang selalu aku tulis rapi dalam catatan kebahagiaan dan selalu aku tatapi dengan senyum kepuasaan. Bagiku engkaulah alasanku menulis, bercerita tentang cinta..cintaku kepada kamu yang tak akan pernah sampai. Kaulah inspirasi kehidupanku, dan jejak harapan-harapanku. Sosokmu yang benar-benar membuatku tergoda dengan kehidupan dan keindahan.
       Ternyata jalur perbedaan terbentang diantara samudra kita. Begitu banyak ketidaksamaan yang membuatku semakin mendekat, dan engkau? entahlah. pastinya aku bukanlah pilihan hatimu. Terkadang seseorang terlihat begitu berpihak pada kita padahal sebenarnya dia memendam rasa pada lainnya. Aku takut, takut akan pembuktian waktu yang pada akhirnya akan bermuara. dialah kebenaran.
        Pengorbanan. telah kau tanyakan, dan kau tak akan pernah memahami arti dari pengorbananku. Merelakan rasa sakit, dan menyingkirkan sedikit kebahagiaan merupakan sebuah pengorbanan. Pengorbanan tidak hanya tindakan nyata. Tapi bisa dari kacamata kita. Mengertilah sebelum segalanya terhenti dan kau tak akan menyadari. dialah waktu.

Bisakah aku

bisakah aku menjadi sesosok angin
yang terbang bebas kesegala sudut ragamu
sanggup membawa jiwamu terbang kealam kebebasan
menghantarkan aura atas nama kebahagiaan
menuju tempat peradaban

bisakah aku menjadi sesosok pensil
yang mampu menuliskan keceriaan dalam jengkal waktumu
menggambarkan sketsa lekuk wajah bahagiamu
menggugah ilusiku menjadi mimpi
membentuk fikiranku berisikan namamu

bisakah aku menjadi sesosok periang
menyanggupkan diri merampas kebahagiaan dari Tuhan
melepaskanmu dari belenggu keras kehidupan
dan hidup diduniaku dengan kelembutan
cinta serta kasih dan sayang

bisakah aku tidak hanya menjadi mimpi
keluar dari intuisi yang tak berperi
tidak terbatas
sebatas waktu sore menuju gerbang kegelapan

dan atas nama sang bisa aku menenggelamkan keinginan
ketika himpitan waktu membawaku kepermukaan
menunjukkanku pada kenyataan
bahwa kau tidak menyediakan wadah
saat ingin kutuang cinta untuk kau basuh pada jiwa raga

Sabtu, 06 April 2013

cincin




Hampir dua jam. ya dua jam, gelas itu mengembun karena dinginnya cuaca. namun tidak untukku, namun didalam diriku sedang berkobarnya api membara. hampir dua jam seperti yang kukatakan sebelumnya, hanya saling bertatap-tatap tanpa bicara sepatah katapun. bermain dengan prasangka masing-masing, berkutat dengan teori-teori setan yang tetap dikukuhkan. dia merasa benar dan aku merasa benar.
Haruskah aku yang membuka suara untuk memulai pembicaraan yang dua jam sempat tertunda itu. aku lagi kah? aku lagikah? hah.., kenapa mesti aku.
                “ lalu sekarang?” aku akhirnya memulai pembicaraan.
                Dia mengangkat dahi yang sempat tertekuk, menatapku lekat-lekat tapi tak langsung berbicara.  
                “ aku bingung!” jawabnya pelan.
                ada rasa muak sebenarnya dari balik jawaban yang tak ku kehendaki. Apa keinginannya sebenarnya.
                “ jangan menggantungku! kalau mas lebih condong kedia aku bersedia mundur” ucapku.
                “ itu yang tak ku kehendaki, aku..aku ingin kita bisa hidup bersama tanpa ada yang mundur” jawabnya. kemudian dia menunduk lagi. ku rasakan ada kebingungan yang benar-benar melandanya. Tapi aku juga tak ingin dibuatnya bingung, dan digantungkan cerita cintanya.
                “ maaf, aku tidak mau mas mencintai wanita lain selain aku. Tapi, aku juga rela pergi kalau mas memang memilih wanita itu. aku gak apa-apa” jawabku tegas.
                Kupasang wajah kuat-kuat, tanpa menunjukkan kelemahan dan ketakutanku kehilangannya. Bagiku segalanya harus diakhiri, dari pada dia membuatku semakin menderita seperti ini.
                Kuambil sebuah kotak cincin, dari dari tas yang sudah aku persiapkan jauh-jauh hari sebelum bertemu dengannya hari ini.
                “ ku kembalikan cincin, yang sudah mengikat kita selama 5 tahun ini. mungkin setelah ini aku sudah tidak berhak atas cincin itu.” ku serahkan cincin itu padanya. dalam beberapa detik saja cincin itu sudah berpindah tempat ketangannya.
                “ aku menunggu surat perceraian dari mas, sekaligus undangan pernikahan mas dan wanita itu” ucapku. aku segera bangkit dan berjalan menuju pintu cafe tersebut dengan perasaan yang tak tahu entah apa namanya. Meninggalkannya dengan kebingungan dan keputusasaan tentang cintanya. Walau sebenarnya, sampai detik ini aku masih sangat mencintainya.

Senin, 01 April 2013

Luapan Pagi

             Setumpuk kerinduan benar menghempasku dalam tumpukan sekam. Meraupiku dengan sekat-sekat tebal seiring membuat hatiku bebal. Didalam raga ini, dipalung hati terdalam aku sendiri. Diam membisu tanpa sepatah kataku. Menikmati sakit dan tak akan pernah ada siapapun yang tahu. Aku dengan segala keterbatasan dan keburukan, hanya bisa diam mendengarkan. Saat aku sakit hati hanya bisa mengalihkan. Terkadang, luapan emosi begitu saja menerobos tanpa kendali. Membabi buta segalanya dalam Api benci.

            Aku tak bisa terus begini dan begini. Aku butuh cerita hidup yang tidak sendiri.
Didalam cinta segalanya akan menjadi indah, dan didalam cinta juga segalanya akan seperti air Bah. Ini yang aku pertanyakan, apa aku bisa berubah dan meraih cinta dengan mudah? atau aku hanya akan duduk ditepian sunyi dengan kesendirian yang tak tersudahi? sungguh aku tidak mengerti.
           Dalam keterbatasan ini, penolakan tiba-tiba menyusup dan membuatku marah. Sebenarnya, dimanakah hati yang terbentuk untukku? ada tidakkah itu? atau memang aku hanya menikmati hidup dalam sendiri..sepi.
          Terlalu istimewakah jalan cerita yang Dia rangkaikan? Berkelok-kelok, menekuk, sehingga membuatku terbungkuk. Membuatku terduduk, Membuat hatiku tertusuk. dan impian untuk cinta ini selalu membusuk.
          Sudahlah, cukupkan aku dari kesendirian. Hadirkan tangan untukku genggam, yang bisa jadi teman dalam geram. Jadi tempatku untuk berbagi kehidupan dan perjalanan. Aku menunggunya Tuhan. Jika nanti diujung jalan hanya kutemukan kekosongan, jangan buat aku menangis!! tapi buat aku kuat dengan cerita yang Kau pilihkan.. pasti itu terbaikkan??

Curhatan untuk Tuhan

detik demi detik kutunggu hingga jadi menit
menit demi menit demi jam, hari dan tahun membuatku terhimpit
Kau tidak melupankan kisahku kan?
Aku menunggu anggukanMu Tuhan
Rasanya sakit melihat cinta berbelit-belit
Tersiksa seolah benar tergigit

Dimanakah ketidak layakanku menerima naskahMu
Kapankah aku memerankan ceritaku
Tidak bersendu-sendu dan pilu
Tetapi bersuka cinta dalam alunan lagu

Kau dengar kelelahan dalam nafasku kan?
Kau dengan keputusasaanku dalam ceritaMu kan?
Sudahlah Tuhan, cerita ini benar menyiksaku
dalam pasarpun sepertinya tak laku
hahaha.. bukan menjelekkan naskahMu
Tetapi carilah pemeran lain yang lebih dari aku
Aku ingin memerankan cerita-cerita cinta bahagia yang memiliki

bukan hanya terus mencintai tapi dibalas dengan dicintai
yang memiliki rasa dan dirasai
yang suka dan disukai
yang berharap dan diharapi
nah..itu naskah yang aku mau
layak kan aku?

Jangan hanya bidadari ciptaanmu saja yang bahagia
Tapi makhluk sepertiku juga berikan cerita
Jangan cuma uluran tangan hanya untuk untuk bidadari saja
Namun untuk makhluk kecil sepertiku juga

Jangan cuma antrian kaum adam pada bidadari saja
tapi untuk makhluk tidak beruntung ini juga
Pasti akan jadi istimewa
dan aku menunggunya

aku menunggu saat aku susah
akan ada yang datang dengan susah payah
aku menunggu saat aku meneteskan kesedihan
akan ada yang datang dengan penghiburan
yang menghujani dengan cinta luar biasa

haha.. maaf..Tuhan kalau aku bermimpi terlalu jauh
Mana mungkin akan ada yang seperti itu
untuk makhluk kecil sepertiku
ada jawaban saja sudah cukup untukku
dan aku harap jawabannya tidak mematahkan

aku hanya perlu digenggam
ketika aku akan jatuh didalam tumpukan sekam
aku hanya ingin pelukan dan penerimaan
untuk sebuah kehidupan
yang benar-benar ada kesudian
bukan cuma kesemuan