saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Minggu, 28 Oktober 2012

PONGO bersama ^_^


Senin 22 Oktober 2012 


Hari yang menyenangkan kawan.. hehe.., akhirnya PONGO kumpul lagi.. setelah bulan juni sempat vakum.. ceillee.. kayak grup band aja.
Iya.. beneran vakum gara2 semester 5 ini mulai banyak tugas., semua menumpuk.. mau cari jadwal buat kumpul2 aja rasanya susah. Semua sibuk sendiri-sendiri.. sibuk latihan.. kayak aku.. beh, kayak orang beneran sibuk aja aku ini.
Hari senin jadwal kumpul2 di “waroeng penyet” dekat Taman Makam Pahlawan kota malang. Kalo gag tau, sebelah timurnya MATOS, kalo gag tau juga tanya aja pak polisi hehe.. @_@
Kumpul di BASE CAMP, sebenarnya itu kos2-an ku yang dijadikan basecamp hmm.., jam 6 sore sehabis solat magrib. Eh ternyata eh ternyata jadwal pada ngarettt…, setengah 7 baru datang semua. Oke akhirnya capcus ke TKP padahal sebenarnya baru dimarahin orang yang punya warung deket kos, udah 5 kali men.. aku dimarah i. Akhirnya tanpa rasa dosa langsung GO..GO..go.. tanpa gubris bapak2 yang punya warung..hehe..jahat nemen aku. Tapi gag apa-apa acara langka ini..
Kekonyolan tidak sampai disini, ditempat makanpun juga rame. Rame milih menu makanan ditambah bandrol harga masing-masing yang gag boleh over, target 20ribuan hehe.. gag apa-apa yang penting makan. Wuiih menu-menunya menggiurkan. Ada lalapan udang, mujaer, sop iga, tahu tempe, ayam, minumannya ada es campur, stup tape yang em.. enakkk kesukaanku sama irwan ini.. berebut stup tape juga sama desi. akhirnya aku yang mendapatkan.
Habis makan.., pembagian kado. Sesi potret-potret saudara.. sampai2 demi dapat foto seluruh anggota mesti minta tolong pak tukang parkir.. pisss pakkk tulungg.. yach.. jepret-jeprettt.. akhirnya go..go..go.. to UB disana potret-potret sampai memory camera full dan gag bisa dipake lagi.. yah kebangetan emang. Tapi  gak apa-apa seruuuu itu emang perlu direbut dari aktivitas waktu yang padat. Semoga ini terus berlanjut dan kita akan tetap seru=seruan kayak gini kalo kita punya kesempatan untuk bertemu lagi setelah dewasa.. aminnn @_@

Jumat, 26 Oktober 2012

kekasih hitungan detik (part 3)


Mengawali hari dengan langkah baru‼ haruskah ku sematkan kata itu dibenakku sekarang? Padahal basahnya nisanmu belum sirna dari mataku. Aku muak dengan lingkungan kampus, seluruh sudutnya ada senyummu. Setiap tempat selalu terlihat dirimu mengarah dan tersenyum padaku. Kututup mataku namun bayangmu menyusup, ku buka matamu malah semakin jelas kamu disana. Tuhan, aku bisa gila‼
Bangku-bangku kosong dalam ruang kuliah menambah semaraknya kegilaanku. 
Ada kamu..ada kamu..ada kamu..dan ada kamu dimana-mana. Lambat laun airmata menitik jatuh disudut mataku. Hentikan kegilaanku, Tuhan. Aku bersedih ketika sahabat-sahabatku meratapku, menangisi keadaanku. Lalu aku bisa apa? Tak berdayaku melawan kegilaanku sendiri. Memangnya aku mau menjadi seperti ini? Sama sekali tak aku inginkan.
Karenanya aku kehilangan keceriaan, dimanakah impian pentas balletku membara? Kini padam tak bersisa. Kemanakah mimpiku dalam menari diatas panggung seperti dulu? Semuanya hangus dan menghitam. Itu semua karenamu, karena kamu tidak lagi disisiku.
Aku tahu dia memperhatikanku, namun dihadapannya aku pura-pura buta tak menatap. Dia selalu melihat gerakku, melihat seluruh ekspresiku. Mendatangi ketika aku benar-benar tak sanggup lagi, namun sia-sia selalu pengusiran yang ia dapat dariku. Jangan hadir‼ jangan mengasihiku‼ aku kuat tanpa siapapun. Aku yang akan menguatkan hatiku sendiri untuk tidak lemah. Aku yang akan melawan semua keperihan dan tidak adilnya takdir Tuhan.
         “ akulah pundak yang mengijinkanmu untuk bersandar, dimanapun engkau aku akan datang” ucapnya sambil berlalu pergi, 
Saat aku bersimpuh dibawah kakinya untuk tidak mengganggu kehidupanku kembali. Aku menolak kehadirannya demi kekasihku yang telah tiada. Namun tanpa terduga ia malah memberikan uluran tangan dan pelukan hati yang hangat, serta pemaafan. Siapa dia? Hah.. untuk apa aku bertanya, dia tak lebih dari manusia yang dihadirkan Tuhan untuk menggantikan kekasihku membuatku lupa dan memaafkan Tuhan.

Selasa, 23 Oktober 2012

Kekasih hitungan detik (part 2)


Aku berharap lengkungan senyumanmu tidak berbalik kebawah. Disaat menatap, disaat merasakan, disaat aku menghela, dan disaat kau mulai masuk dalam sudut-sudut fikirku. Kemanakah cinta yang dulu pernah aku sandarkan, yang kini hilang tiada bersisa. Engkau yang kini hanya jadi bayangan kusut yang tak pernah ingin aku akhiri. Tapi berakhir oleh kehendakNya.
Kenangan masa-masa manis bersamamu kenangan indah kisah cinta yang bagiku tak akan pernah melayu dihati ini. Cukup aku dan engkau yang merasakan, cukup aku dan engkau yang berbagi, dan cukup aku dan engkau yang tahu.
Teringat akan kekhilafan-kekhilafanmu mencintaiku, teringat akan egoisnya caramu menyayangku, teringat akan perhatian-perhatian dan apa saja yang terbaik untukku kau dahulukan. Aku yang luluh oleh keikhlasan, yang tergambar oleh kebaikan yang kau taburkan.. kini aku menyesali telah kehilangan.
Harapan-harapan laluku telah memudarkan impianku yang dulu pernah aku bangun dan kini kosong. Kau yang telah bahagia, kau yang telah damai dan kau telah tersenyum dari sana. Sementara disini aku memandang tanpa tahu apa yang aku rasakan. Kau yang telah terbang.. kau yang telah dipeluk oleh kasihNya.. dan kau yang telah terpilih untuk mendampingiNya disurga.
Oh..kekasih.., aku yang masih membutuhkan sandaran, aku yang masih membutuhkan topangan untuk kepalaku dipundakmu, aku yang masih membutuhkan cerita-cerita dan impian-impianmu. Kini.., semua berakhir. Semua hanya kenangan.. kenangan manis saat aku mulai bangkit dan penasaran dengan kehidupan.
Dipemakaman sore itu, digundukan tanah basah, dan nisan yang baru tertancap, kau akhiri kehidupanmu dengan tinggalkan kenangan manis untukku. Kau kekasihku yang terbaik yang masih membekas di fikiranku. Aku duduk bersimpuh memanjat doa, dengan tenang ku kirimkan salam cinta dan rindu untukmu disana, yang sedang menikmati hidup bersamaNya. Tak ku rasakan berapa lamakah waktu berapa banyak doa yang aku siramkan hari ini. Hari menjelang sore. Kuakhiri doaku dengan senyum manis melepas manisnya peristirahatan terakhirmu.. aku pergi.
Langkahku masih enggan, masih berat untuk menjauh darimu. Namun aku sadari dunia kita berbeda hari ini, tak sama, dan tak bisa lagi saling bergandeng tangan. Yah.., genggaman hangatmu masih terasa dalam tanganku. Saat berjalan bersama kau mendamaikan. Kueratkan genggam dan mendekatkan tubuh bersama kusandarkan kepala kepundakmu. Ya Tuhan.. ini kenangan manis.
Tapi aku harus sadar… ini hari yang berbeda, ini bukan dulu, ini adalah sekarang dan ini adalah kenyataan yang harus dihadapi, kenyataan kau telah pergi menemuiNya.. sekali lagi kau menemuiNya. Hah..aku cemburu, cemburu karena engkau lebih memilih bersamaNya dari padaku didunia ini.
Kau bukanlah kisah yang harus aku tutup, bukan pula kisah yang akan aku lupakan. Namun kau akan menjadi kisah yang terus mengiringi langkahku, jika saatnya nanti aku telah bersama yang lain bukan berarti kau tak bermakna lagi. Hidup bersama orang lain adalah keharusanku dalam kehidupan ini, namun mencintaimu selamanya adalah pilihanku.
Hah..mencintai? belajar mencintai lagi? Mulai dari awal, mengenal, mendekat, dan jadian. Fase-fase yang harus ku ulang kembali dalam hidup menjadikanku sedikit enggan tanpamu. Tanpamu yang selalu disisiku.. yang selalu menghias, dan menggambar warna dalam kanvas putih kisahku, membingkainya menjadi lukisan hidup yang lebih indah dari bayangan.. yang lebih mempesona dari kenyataan dan inilah keputusanku.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Kekasih Hitungan Detik (part 1)



Satu detik..dua detik…tiga detik..dan seterusnya berubah menjadi menit, menit berjalan ke menit dan akhirnya berubah menjadi jam. Terus kupandangi denting jam yang tiada lelah berputar tak lelah berhenti. Petang telah berubah menjadi malam yang hangat dan penuh aroma bahagia. Bintang..bintang saling berkedip, dan bulan sabit melengkungkan senyumnya. Seolah-olah ia bercengkrama dan mengajakku berbicara tentang bahasa cinta. Masih kupandangi sedari tadi pintu gerbang rumah yang tetap kosong, belum ada tanda-tanda kedatanganmu.
Kubalikkan arah dan kulirik lagi denting jam, hmm.. kurang setengah jam lagi dari jadwal kedatangannya. Tangan ini sudah sejak tadi berkeringat dingin dan perasaan jadi tak menentu, ada gurat-gurat senang dalam diri namun tak mampu meluapkannya dengan lepas. Yah..malam ini dia akan datang, datang menemuiku dan berbicara tentang cinta bersamaku malam ini.
Suara detrum mesin motor terdengar dari jarak beberapa meter menuju rumahku. Ya Tuhan yang Maha Esa..benarkah dia datang? Degup jantungku semakin lama semakin cepat dan terdengar keras. Aku berlari-lari kecil menuju ruang tamu dan segera berlari mendatangi arah dentruman mesin motor tersebut. Kubuka kunci gerbang selebar-lebarnya untuk dia, kutebar senyum hangat pelepas rindu yang tersimpan sejak beberapa hari yang lalu.
Dia membalas senyumku. Senyum yang hangat yang selalu dilontarkan didepan wajahku. “Ayo masuk” ajakku. Seperti biasa kami duduk diberanda rumah dekat kolam ikan yang airnya bergemericik seperti susunan partitur nada yang menyairkan lagu cinta.
                “ kenapa diam?” tanyanya dengan nada halus penuh kasih.
                “ aku bahagia” jawabku singkat.
                Ia memelukku dengan hangat, seolah kita akan terpisah dalam waktu yang lama.
                “ aku enggan melepaskan pelukanku” ucapnya
                “ jangan dilepas..‼ aku ingin dipeluk seperti ini selamanya”  jawabku. Dalam beberapa menit kubiarkan tubuhnya mendekap tubuhku, mengelus rambut dan pundakku. Menciumku.
                “ hari ini aku ingin menatapmu lebih lama, takut esok tak menyapaku” ucapnya tiba-tiba.
                Aku merasa terjengkal dengan kata-katanya barusan. Seperti ia ingin meninggalkanku ketempat yang jauh dari jangkauan nafasku.
                “ jika esok tak menyapamu, maka tak akan ada esok yang akan ku sapa, aku akan mengabaikan esok dan meludahinya ketika ia tak menyapamu” celotehku dalam.
                “ tenanglah sayang, esok akan menyapaku, bahkan akan memberikan senyum paginya untuk menatap kecantikanmu.”
                “ semoga saja”
                “ aku pulang ya, sudah malam.”
                Aku mengangguk berat.
                “ besok jemput aku ya?” pintaku seperti biasanya.
                Kekasihku tak menjawab, ia hanya melontarkan senyum terbaiknya malam itu. Roda motor mulai berjalan dan beranjak dari tempatku berpijak. Kekasihku pergi.. dan hanya mampu aku pandangi punggungnya dari belakang, semakin lama semakin mengecil dan hilang.
Dengan senyum bahagia kulangkahkan kaki dengan langkah kecil sedikit berjinjit, aku bahagia. Aku seakan menari-nari diatas taman bunga, atau di didepan lautan manusia diatas panggung pentas penuhdaya pikat. Tuhan, aku kembali mendapatkan rasa ini, rasa yang dulu pernah menghilang dan tak kusangka aku mendapatkannya lagi.
Masih dengan perasaan bahagia akan kehadirannya, ku buka pintu rumah dan masuk kedalam menuju ruang tamu, mengambil segelas air putih. Baru beberapa tegukan tiba-tiba telpon berdering, aku berlari meraih gagang telpon yang kuharap darinya.
                “ hallo” sapa suara seorang perempuan dari kejauhan.
                “ iya, hallo. Ini siapa?” tanyaku penuh selidik.
                “ ini dari rumah sakit citra melia mbak, bisa bicara dengan anastasia?”
                “ iya saya sendiri, ada apa ya?”
                Tanpa banyak bertanya, tanpa banyak berpikir aku melangkahkan kaki menuju rumah sakit, berlari dan berlari tanpa berhenti, tanpa mengenal lelah tanpa mengenal apapun, yang ada hanya untuk dia seluruh rasaku. Kali ini langit mendung dan matahari menundukkan pandangannya pada keadaanku. Ada rasa yang tiba-tiba terampas dari genggamku. Rasa yang amat menekik urat nafasku, menyumbat jengkal-jengkal aliran darahku. Membuyarkan airmataku dengan deras dan volume yang banyak. Tuhan, takdir apa yang Kau tularkan pada kehidupanku?
                Dengan nafas terputus-putus, suara terpatah-patah, dan kaki yang tidak jenjang berdiri. Aku berlari.. berlari dan mencari dimana keberadaannya dan akhirnya aku mendapatkannya.  Ia tidur diatas tempat tidur dengan balutan perban dan lilitan selang-selang infus. Kudekap erat disisinya, erat sangat erat. Tuhan jangan ambil dia..‼ dia milikku, dia kekasihku dan dia adalah bagian nafasku.
Jangan bawa dia pergi denganMu ya Tuhan. Jangan jadikan ia kekasih yang hadir persekian detik dalam hidupku, dan kemudian menghilang ditelan denting waktu.

Sabtu, 20 oktober 2012
14:46