1. Sebutkan dan jelaskan program
layanan bimbingan apa sajalah yang menurut anda efektif dan efisien bagi Anak
berkebutuhan khusus?
2. Mengapa guru memiliki peran
kunci dalam mengimplementasikan layanan Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah
luar biasa?
3. Jelaskan latar belakang perlunya
Bimbingan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus dari aspek :
a.
Pendidikan
b.
Sosiokultural
c.
Psikologis
d.
Filosofis
1. Macam-macam layanan bimbingan dan konseling :
a.
Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
b. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan peserta didik (klien).
c.
Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan
penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.
d. Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan
dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
e. Layanan Konseling Individual
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung
tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan
dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama
dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan
(topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari
dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun
sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan tertentu.
g. Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika
kelompok, masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok.
Pada dasarnya semua layanan
konseling diatas sangat efektif dan efisien bagi ABK. Semua memiliki
kelebihannya masing-masing apabila diterapkan pada Anak berkebutuhan khusus.
Menurut saya layanan bimbingan yang
efektif dan efisien untuk ABK adalah layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien
memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
Jadi
layanan orientasi ini dapat diterapkan
pada kehidupan ABK apabila ketika mereka
memasuki lingkungan baru, mereka tidak akan menjadi seseorang yang minder
dengan kekurangan yang ia miliki. Malah kekurangan itu akan dijadikannya sebuah
batu pijakan agar ia dapat terus melangkah kedepan. Selain itu, apa bila ABK
sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, mereka juga akan memecahkan
suatu permasalahan dengan baik didalam lingkungannya sendiri.
2. Guru
memiliki peran kunci dalam mengimplementasikan layanak ABK karena disini guru
berperan sebagai fasilitator, motivator dan konselor. Karena disini, guru
adalah pusat dalam memberikan pendidikan. Guru disini harus memberikan
nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang
kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya
mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat
anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak
didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia
berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga
melalui gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat
melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran,
atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Melalui
pendidikan guru ini harus mampu mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga
kependidikan untuk menjadi manusia, person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers
(pengajar) atau (pendidik) educator, dan orang ini kita didik untuk
menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk yang berbudaya. Sebab
kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk hewan. Kita tidak
dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya, tetapi kita dapat mengatakan bahwa
makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di sini jelas kalau yang pertama
yaitu training menyiapkan orang itu menjadi guru, membuatnya menjadi
terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi manusia yang berbudaya, sebab
sesudah terpelajar tidak dengan sendininya orang menjadi berbudaya, sebab
seorang yang dididik dengan baik tidak dengan sendininya menjadi manusia yang
berbudaya.
Peran guru
sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat
menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik
guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma
yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara
dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu
diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
Peran guru
sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas
kemanusiaan.
Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
Peranan guru
sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat
berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia
dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
3. Berikut
akan dikemukakan beragai latar belakang perunya bimbingan dan konseling
dalam pendidikan:
a. Latar
belakang pendidikan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai
peranan yang penting dalam usaha mendewasakan siswa. Dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar ada tiga bidang pendidikan yang satu sama lain saling
berkaitan
1. Bidang pengajaran dan
kurikulum
2. Bidang administrasi
dan kepemimpinan
3. Bidang layanan
bantuan
b. Latar
belakang sosio kultural
Perkembangan dan perubahan social budaya sangat
cepat terjadi dalam kehidupan manusia saat ini, terutama dengan adanya era
globalisasi. Perkembangan dan perubahan tersebut akan mengakibtkan bertambahnya
jenis pekerjaan, pendidikan, dan pola yang dituntut untuk mengisi kehidupan
tersebut.
c. Psikologis
Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah
perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individupenyesuaian diri
serta masalah belajar. Masalah psikologis siswa dapat berupa:
1.
Masalah perkembangan individu
Pada masalah ini siswa
diharapkan dapat memberikan bimbingan dan arahan dalam proses perkembangan
mereka.
2.
Masalah perbedaan individu
Disekolah
siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi pelajaran yang sama, akan tetapi
hasilnya berbeda, ada siswa yang cepat, lambat, dan malas dalam belajar,
kenyataan ini menunjukkan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan, sebab
melalui kegiatan bimbingan dan konseling perbedaan individu merupakan faktor
layanan.
3.
Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
Penyesuaian diri merupakan kelanjutan perubahan
individu. Bila individu dapt memenuhi kebutuhan tersebut dan ditunjang oleh
lingkungan yang konduksif maka individu dapatmenyesuaikan diri tanpa mengalami
masalah.
4.
Masalah belajar
Individu yang sedang belajar dipngaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang berasal dalam diri ataupun luardiri mereka. Faktor dalam
maupun luar individu dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa.
d. Filosofis
Landasan
filosofis memberikan pemikiran-pemikiran tentang hakikat dan tujuan hidup
manusia dipandang dari perspektif filsafat untuk menemukan hakikat manusia
secara utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia
sebagai objeknya.
Landasan
filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun
estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan
dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang :
apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan filosofis
tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang
ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan
filsafat post-modern
Tidak ada komentar:
Posting Komentar