saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Selasa, 23 Oktober 2012

Kekasih hitungan detik (part 2)


Aku berharap lengkungan senyumanmu tidak berbalik kebawah. Disaat menatap, disaat merasakan, disaat aku menghela, dan disaat kau mulai masuk dalam sudut-sudut fikirku. Kemanakah cinta yang dulu pernah aku sandarkan, yang kini hilang tiada bersisa. Engkau yang kini hanya jadi bayangan kusut yang tak pernah ingin aku akhiri. Tapi berakhir oleh kehendakNya.
Kenangan masa-masa manis bersamamu kenangan indah kisah cinta yang bagiku tak akan pernah melayu dihati ini. Cukup aku dan engkau yang merasakan, cukup aku dan engkau yang berbagi, dan cukup aku dan engkau yang tahu.
Teringat akan kekhilafan-kekhilafanmu mencintaiku, teringat akan egoisnya caramu menyayangku, teringat akan perhatian-perhatian dan apa saja yang terbaik untukku kau dahulukan. Aku yang luluh oleh keikhlasan, yang tergambar oleh kebaikan yang kau taburkan.. kini aku menyesali telah kehilangan.
Harapan-harapan laluku telah memudarkan impianku yang dulu pernah aku bangun dan kini kosong. Kau yang telah bahagia, kau yang telah damai dan kau telah tersenyum dari sana. Sementara disini aku memandang tanpa tahu apa yang aku rasakan. Kau yang telah terbang.. kau yang telah dipeluk oleh kasihNya.. dan kau yang telah terpilih untuk mendampingiNya disurga.
Oh..kekasih.., aku yang masih membutuhkan sandaran, aku yang masih membutuhkan topangan untuk kepalaku dipundakmu, aku yang masih membutuhkan cerita-cerita dan impian-impianmu. Kini.., semua berakhir. Semua hanya kenangan.. kenangan manis saat aku mulai bangkit dan penasaran dengan kehidupan.
Dipemakaman sore itu, digundukan tanah basah, dan nisan yang baru tertancap, kau akhiri kehidupanmu dengan tinggalkan kenangan manis untukku. Kau kekasihku yang terbaik yang masih membekas di fikiranku. Aku duduk bersimpuh memanjat doa, dengan tenang ku kirimkan salam cinta dan rindu untukmu disana, yang sedang menikmati hidup bersamaNya. Tak ku rasakan berapa lamakah waktu berapa banyak doa yang aku siramkan hari ini. Hari menjelang sore. Kuakhiri doaku dengan senyum manis melepas manisnya peristirahatan terakhirmu.. aku pergi.
Langkahku masih enggan, masih berat untuk menjauh darimu. Namun aku sadari dunia kita berbeda hari ini, tak sama, dan tak bisa lagi saling bergandeng tangan. Yah.., genggaman hangatmu masih terasa dalam tanganku. Saat berjalan bersama kau mendamaikan. Kueratkan genggam dan mendekatkan tubuh bersama kusandarkan kepala kepundakmu. Ya Tuhan.. ini kenangan manis.
Tapi aku harus sadar… ini hari yang berbeda, ini bukan dulu, ini adalah sekarang dan ini adalah kenyataan yang harus dihadapi, kenyataan kau telah pergi menemuiNya.. sekali lagi kau menemuiNya. Hah..aku cemburu, cemburu karena engkau lebih memilih bersamaNya dari padaku didunia ini.
Kau bukanlah kisah yang harus aku tutup, bukan pula kisah yang akan aku lupakan. Namun kau akan menjadi kisah yang terus mengiringi langkahku, jika saatnya nanti aku telah bersama yang lain bukan berarti kau tak bermakna lagi. Hidup bersama orang lain adalah keharusanku dalam kehidupan ini, namun mencintaimu selamanya adalah pilihanku.
Hah..mencintai? belajar mencintai lagi? Mulai dari awal, mengenal, mendekat, dan jadian. Fase-fase yang harus ku ulang kembali dalam hidup menjadikanku sedikit enggan tanpamu. Tanpamu yang selalu disisiku.. yang selalu menghias, dan menggambar warna dalam kanvas putih kisahku, membingkainya menjadi lukisan hidup yang lebih indah dari bayangan.. yang lebih mempesona dari kenyataan dan inilah keputusanku.

Tidak ada komentar: