Aku berharap lengkungan senyumanmu tidak berbalik kebawah.
Disaat menatap, disaat merasakan, disaat aku menghela, dan disaat kau mulai
masuk dalam sudut-sudut fikirku. Kemanakah cinta yang dulu pernah aku
sandarkan, yang kini hilang tiada bersisa. Engkau yang kini hanya jadi bayangan
kusut yang tak pernah ingin aku akhiri. Tapi berakhir oleh kehendakNya.
Kenangan masa-masa manis bersamamu kenangan indah kisah
cinta yang bagiku tak akan pernah melayu dihati ini. Cukup aku dan engkau yang
merasakan, cukup aku dan engkau yang berbagi, dan cukup aku dan engkau yang
tahu.
Teringat akan kekhilafan-kekhilafanmu mencintaiku, teringat
akan egoisnya caramu menyayangku, teringat akan perhatian-perhatian dan apa
saja yang terbaik untukku kau dahulukan. Aku yang luluh oleh keikhlasan, yang
tergambar oleh kebaikan yang kau taburkan.. kini aku menyesali telah
kehilangan.
Harapan-harapan laluku telah memudarkan impianku yang dulu
pernah aku bangun dan kini kosong. Kau yang telah bahagia, kau yang telah damai
dan kau telah tersenyum dari sana. Sementara disini aku memandang tanpa tahu
apa yang aku rasakan. Kau yang telah terbang.. kau yang telah dipeluk oleh
kasihNya.. dan kau yang telah terpilih untuk mendampingiNya disurga.
Oh..kekasih.., aku yang masih membutuhkan sandaran, aku yang
masih membutuhkan topangan untuk kepalaku dipundakmu, aku yang masih membutuhkan
cerita-cerita dan impian-impianmu. Kini.., semua berakhir. Semua hanya
kenangan.. kenangan manis saat aku mulai bangkit dan penasaran dengan
kehidupan.
Dipemakaman sore itu, digundukan tanah basah, dan nisan yang
baru tertancap, kau akhiri kehidupanmu dengan tinggalkan kenangan manis
untukku. Kau kekasihku yang terbaik yang masih membekas di fikiranku. Aku duduk
bersimpuh memanjat doa, dengan tenang ku kirimkan salam cinta dan rindu untukmu
disana, yang sedang menikmati hidup bersamaNya. Tak ku rasakan berapa lamakah waktu
berapa banyak doa yang aku siramkan hari ini. Hari menjelang sore. Kuakhiri
doaku dengan senyum manis melepas manisnya peristirahatan terakhirmu.. aku
pergi.
Langkahku masih enggan, masih berat untuk menjauh darimu.
Namun aku sadari dunia kita berbeda hari ini, tak sama, dan tak bisa lagi
saling bergandeng tangan. Yah.., genggaman hangatmu masih terasa dalam
tanganku. Saat berjalan bersama kau mendamaikan. Kueratkan genggam dan
mendekatkan tubuh bersama kusandarkan kepala kepundakmu. Ya Tuhan.. ini kenangan
manis.
Tapi aku harus sadar… ini hari yang berbeda, ini bukan dulu,
ini adalah sekarang dan ini adalah kenyataan yang harus dihadapi, kenyataan kau
telah pergi menemuiNya.. sekali lagi kau menemuiNya. Hah..aku cemburu, cemburu
karena engkau lebih memilih bersamaNya dari padaku didunia ini.
Kau bukanlah kisah yang harus aku tutup, bukan pula kisah
yang akan aku lupakan. Namun kau akan menjadi kisah yang terus mengiringi
langkahku, jika saatnya nanti aku telah bersama yang lain bukan berarti kau tak
bermakna lagi. Hidup bersama orang lain adalah keharusanku dalam kehidupan ini,
namun mencintaimu selamanya adalah pilihanku.
Hah..mencintai? belajar mencintai lagi? Mulai dari awal,
mengenal, mendekat, dan jadian. Fase-fase yang harus ku ulang kembali dalam
hidup menjadikanku sedikit enggan tanpamu. Tanpamu yang selalu disisiku.. yang
selalu menghias, dan menggambar warna dalam kanvas putih kisahku, membingkainya
menjadi lukisan hidup yang lebih indah dari bayangan.. yang lebih mempesona
dari kenyataan dan inilah keputusanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar