saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Rabu, 06 Februari 2013

Tunarungu


Pengertian  Tunarungu
         Istilah tunarungu digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pendengaran yang mencakup tuli dan kurang dengar. Orang yang tuli adalah orang yang mengalami kehilangan pendengaran (lebih dari 70 dB) yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya sehingga ia tidak dapat memahami pembicaraan orang lain baik dengan memakai maupun tidak memakai alat bantu dengar. Orang yang kurang dengar adalah orang yang mengalami kehilangan pendengaran (sekitar 27 sampai 69 dB) yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya memungkinkan untuk memproses informasi bahasa sehingga dapat memahami pembicaraan orang lain.

Klasifikasi Tunarungu
berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran:
1. Tunarungu Ringan (Mild Hearing Loss)
2. Tunarungu Sedang (Moderate Hearing Loss)
3. Tunarungu Agak Berat (Moderately Severe Hearing Loss)
4. Tunarungu Berat (Severe Hearing Loss)
5. Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing Loss)

Klasifikasi anak tunarung menurut Samuel A. Kirk :
0 db             : 
Menunjukan pendengaran yang optimal
0 – 26 db      : 
Menunjukan seseorang masih mempunyai pendengaran yang optimal
27 – 40 db : 
Mempunyai kesulitan mendengar bunyi – bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara .

( tergolong tunarungu ringan )
41 – 55 db     :
Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara

( tergolong tunarungu sedang )
56 – 70 db :
Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat, masih punya sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat Bantu dengar serta dengan cara yang khusus
(tergolong tunarungu berat )
71 – 90 db :
Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, kadang – kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan khusus yang intensif, membutuhkan alat Bantu dengar dan latihan bicara secara khusu
( tergolong tunarungu berat )
91 db :
Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuki proses menerima informasi dan yang bersangkutan diangap tuli ( tergolong tunarungu berat sekali )

Media Pembelajaran yang cocok untuk anak tunarungu
Media Stimulasi Visual
a.     Cermin artikulasi, yang digunakan untuk mengembangkan feed back visual, dengan melihat/ mengontrol gerakan organ artikulasi diri siswa itu sendiri, maupun dengan menyamakan gerakan/ posisi organ artikulasi dirinya dengan posisi organ artikulasi guru.
b.      Benda asli maupun tiruan
c.       Gambar, baik gambar lepas maupun gambar kolektif.
d.      Pias kata
e.       Gambar disertai tulisan, dsb.
Media Stimulasi Auditoris
a)    Speech Trainer, yang merupakan alat elektronik untuk melatih bicara anak dengan hambatan sensori    pendengaran

b)      Alat musik, seperti: drum, gong, suling, piano/organ/ harmonika, rebana, terompet, dan sebagainya.

c)    Tape recorder untuk memperdengarkan rekaman bunyi- bunyi latar belakang, seperti : deru mobil, deru motor, bunyi klakson mobil maupun motor, gonggongan anjing dsb.
d)     Berbagai sumber suara lainnya , antara lain : 
·       Suara alam : angin menderu, gemercik air hujan, suara petir,dsb.
·       Suara binatang : kicauan burung, gongongan anjing, auman harimau, ringkikan kuda,dsb.

·      Suara yang dibuat manusia : tertawa, batuk, tepukan tangan, percakapan, bel, lonceng, peluit, dsb.
e)      Sound System, yaitu suatu alat untuk memperkeras suara.
f)       Media dengan sistem amplifikasi pendengaran, antara lain ABM, Cochlear Implant dan loop system.





Tidak ada komentar: