manusia yang menjelma menjadi detak jantungku
begitu dekat dengan paru-paruku
mencintaimu...
secarik kata yang begitu berat untuk kujalani sendirian
memperjuangkan...
secarik kata yang begitu sakit untuk merasuk dalam ingatan
terlupakan...
secarik makna yang pada akhirnya aku ditinggalkan
aku lupa kalau Tuhan menjawabku
berangan dalam pijakan tangga yang semakin tinggi
membuat segalanya jadi tergelincir
diposisi hidup yang berputar seperti kincir
selalu memaafkan...
kebodohan ataukah sebuah cinta yang suci
semuanya memburam ketika cinta meninggi
orang selalu lupa ketika mereka jatuh cinta
seperti saya...
wahai cinta yang pernah ada dihati
kini berhati-hatilah
tidak ada lagi cinta seperti masalalu yang pahit
tidak lagi kutulis kisah baru tentang kita
kini hanya baris-baris masa lalu yang menggenang
yang menjadi karya jiwaku
Kamu tetap abadi didalam tulisanku
meskipun sketsa wajahnya tetap abadi dalam lukisanmu
terima kasih telah memberi saya harapan
kemudian meninggalkan dalam ruang kehampaan
dari wanita yang mengabadikanmu didalam 4 jilid bukunya
yang begitu mengagumimu dan mengistimewakanmu
namun yang ia terima hanyalah ketidakpastian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar