saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Selasa, 12 Mei 2015

kartini si siti nurbaya

Buat apa aku bergerak kalau gerakku menghancurkan diriku dan membuat manusia sekelilingku menyalak. bah.. munafik sekali mereka mencela saat aku tak berdaya dan buat apa aku bergerak kalau tetap dicela.
aku siapa? anggap saja sekumpulan biji kopi yang menghitam di wajan gerabah, yang melolong tolong namun tetap diaduk bersama butiran beras. ah.. bukankah biji kopi yang menghitam akan ditumbuk kemudian diseduh dan berakhir didalam perut? intinya mau bagaimanapun si kopi akan tetap dimakan olehnya.
lalu gerakku? sekali lagi gerakku akan dibiarkam membusuk dan di makan waktu? bagus! 
hei, aku bukan wanita bodoh. wanita yang boleh patuh hanya pada tuntutan adat. Mana emansipasi yang saat perjuangan kartini dapat kunikmati? apa semua hanya omong kosong dan aku tetap dijerat adat sebagai wanita.
apa aku akan diikat jaman siti nurbaya? perjodohan tanpa cinta, perjodohan tanpa kehendak untuk memilih dan menyelaraskan hati. akulah yang menikah bukan mereka, akulah yang akan tidur dan melayani pria asing itu bukan mereka. akulah yang akan diciumi dan dibelai si pria asing ditempat tidur kami dan sekali lagi bukan mereka.
apa hak mereka memaksa pernikahan dan saat menolak aku tertelak, kalau menerima akulah yang hidup didalam hampa. mereka hanya bisa mencela, tak tau rasanya jadi aku yang harus menerima pernikahan tanpa cinta.
berhentilah menyiapkan kebaya dan segala peningset itu, jangan diterima! karena hati ini belum mampu menerima si pria asing. Pria yang tidak beranjak mendekati hatiku namun langsung mengikat tubuhku didalam ikatan pernikahan.
cuiih.., apa itu! merasa jadi biji kopi yang ditumbuk-tumbuk dan mengalir keperut. merasa bagai selembar kain yang dijahit demi jahit tiap bagian demi sebuah bentuk untuk manusia, ketika baru diagung-agungkan dan ketika lusuh akan berakhir jadi serbet dan keset.
janganlah begitu, hentikan pernikahanku, bilang pada pria asing itu, curi hatiku baru tubuhku. yakinkan aku baru nikahi aku, jangan seperti ini, jangan emansipasi hanya jadi emansipasi dan tetap kisahku seperti si siti nurbaya.

12/5/'15


Tidak ada komentar: