RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama
Sekolah : SMA TUNAS BANGSA
Satuan Pendidikan : SMA
Jenis Ketunaan : TUNADAKSA dan AUTIS
Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
Pokok Materi : Pengemasan dan Perawatan Produk hasil Pengawetan
Bahan Nabati dan Hewani
Alokasi Waktu :
2 JP x 45 menit ( 1 Pertemuan)
Kondisi Awal:
Siswa ABK (1) Autis dengan ciri :
-
Memiliki
kecerdasan rata-rata IQ 100
-
Suka
mengulang pertanyaan
-
Siswa ABK (2) Tunadaksa dengan ciri :
-
Memiliki
kecerdasan rata-rata
-
Memiliki
hambatan anggota gerak bawah (monoplegia)
|
- Kompetensi Inti
1.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati
dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
4. Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
Kompetensi Dasar
dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Mapel
|
Kompetensi
Dasar
|
Prakarya dan
Kewirausahaan
|
3.2 Mempelajarai
proses produksi pengolahan bahan nabati dan hewani dengan proses pengawetan
di daerah nusantara melalui berbagai media atau mengunjungi tempat produksi
3.3 Mendesain ide pembuatan dan pengemasan
untuk produk pengolahan bahan pangan dan non pangan dari bahan nabati dan
hewani dengan proses pengawetan sesuai kekhasan daerah nusantara
4.2 Mengolah
bahan pangan nabati menjadi produk pembersih
|
C. Indikator Pencapaian
SISWA REGULAR
+ TUNADAKSA
|
SISWA AUTIS
|
3.2.1 Mengetahui proses pengawetan bahan makanan
3.2.2 Mengetahui bahan pengawet pada makanan
kemasan
3.3.3 Mengetahui jenis pengemasan produk bahan
pangan
3.3.4 Mengetahui bahan kemasan produk pangan
4.2.1 Mempraktekkan olahan bahan pangan nabati
menjadi produk pembersih
|
3.2.1 Menyebutkan proses pengawetan bahan makanan
3.2.2 Menyebutkan bahan pengawet pada makanan
kemasan
3.3.3 Menyebutkan jenis pengemasan produk bahan
pangan
3.3.4 Menyebutkan bahan kemasan produk pangan
4.2.1 Mempraktekkan olahan bahan pangan nabati
menjadi produk pembersih
|
D. Tujuan Pembelajaran
SISWA REGULAR
+ TUNADAKSA
|
SISWA AUTIS
|
-
Siswa dapat menjelaskan proses pengawetan bahan
makanan melalui bacaan
-
Siswa dapat menuliskan 3 bahan pengawet pada
makanan kemasan melalui pengamatan pada kemasan makanan
-
Siswa dapat mengklasifikasikan 3 jenis pengemasan
produk bahan pangan
-
Siswa dapat menentukan 3 bahan produk kemasan makanan
-
Siswa dapat mempraktekkan olahan bahan pangan
nabati menjadi produk pembersih
|
-
siswa dapat menyebutkan proses pengawetan bahan
makanan melalui penjelasan dari guru
-
Siswa dapat menentukan 2 bahan pengawet pada
makanan kemasan melalui pengamatan pada kemasan makanan
-
Siswa dapat menyebutkan 3 jenis pengemasan produk
bahan pangan
-
Siswa dapat menentukan 3 bahan produk kemasan
makanan
-
Siswa dapat menunjukkan olahan bahan pangan nabati
menjadi produk pembersih
|
E. Materi Pembelajaran
1.
Mengamati
bacaan prosess dan alat pengawetan bahan nabati dan hewani
2.
Gambar
bahan pangan kemasan
3.
Mengidentifikasi
pengawet pada Bahan pangan kemasan
4.
Menentukan
jenis kemasan pada bahan pangan kemasan
5.
Menentukan
jenis kemasan pada bahan pangan kemasan
6.
Membuat
bahan olahan pangan menjadi produk pembersih
F.
Pendekatan dan Metode
Pembelajaran
1.
Pendekatan : Saintifik
(mengamati, menanya, menalar,
mengomunikasikan, mencoba)
2.
Model
: Discovery Learning
3.
Metode : Multi metode
(pemberian tugas,ceramah,praktek)
G.
Media/alat,
Bahan dan Sumber Belajar
1.
Media
atau alat belajar
a.
Materi
bacaan pengawetan bahan nabati dan hewani serta pengemasannya
b.
Makanan
kemasan
c.
Cuka
d.
Air
e.
Serbet/tisu
f.
Kaca
g.
Wadah
semprot
2.
Sumber
Belajar
a.
Buku
siswa Prakarya dan kewirausahaan Kelas X SMA
b.
Buku
guru Prakarya dan kewirausahaan Kelas X SMA
H.
Langkah-Langkah
Pembelajaran
Kegiatan
|
Langkah-langkah Pembelajaran
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
|
1.
Guru mengucapkan salam
2.
Guru mengkondisikan posisi
duduk siswa Siswa Autis dan tunadaksa duduk dibarisan depan
3.
Siswa berdoa
4.
Guru melakukan absensi
5.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dari pembelajaran yang akan dipelajari
|
5
menit
|
Kegiatan
Inti
|
-
Guru bertanya tentang materi
sebelumnya tentang proses pengawetan dengan suhu rendah dan pengawetan dengan
suhu tinggi dan pengawetan dengan pengeringan (mengamati)
-
Siswa regular atau tunadaksa
menjawab pertanyaan guru dengan memberikan penjelasan tentang materi
sebelumnya yaitu proses pengawetan (mencoba)
-
Guru bertanya pada siswa autis tentang materi yang dipelajari
sebelumnya tentang proses pengawetan
-
Siswa Autis menjawab dengan menyebutkan tentang materi sebelumnya yaitu
proses pengawetan (mencoba)
-
Guru menambahkan jawaban siswa
kemudian melanjutkan tentang materi (mengamati)
-
Siswa diminta untuk membaca
materi lanjutan tentang proses pengawetan dengan bahan kimia (mengamati)
-
Siswa diberi 3 pertanyaan oleh
guru berkaitan dengan materi yang dibaca (mencoba)
-
Siswa regular dan tunadaksa
memaparkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru
-
Guru mengkondisikan anak autis dengan meminta menyebutkan jawaban secara
sederhana
-
Guru melanjutkan materi
tentang pengemasan produk hasil pengawetan, siswa diminta guru untuk membaca
(mengamati)
-
Siswa diminta guru untuk
menjelaskan tentang bacaan yang telah dibaca (mengomunikasikan)
-
Guru mendekati siswa Autis diminta untuk memberikan contoh bahan
kemasan dan contohnya (mengomunikasikan)
-
Siswa diminta berkelompok 5
anak dengan bercampur bersama ABK untuk mengamati beberapa produk kemasan,
menentukan bahan pengawet serta kemasannya (mencoba)
-
Siswa reguler mempresentasikan
hasil diskusi dengan kelompok (mengomunikasikan)
-
Siswa regular membantu anak tunadaksa untuk maju kedepan
mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompok (mengomunikasikan)
-
Siswa autis dibantu guru untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok (mengomunikasikan)
-
Guru melanjutkan dengan
membuat olahan pangan menjadi bahan pembersih seperti cuka
-
Siswa menyebutkan
langkah-langkah membuat bahan pembersih sederhana
-
Siswa membuat bahan pembersih
sesuai dengan langkah-langkah
-
Siswa autis membuat bahan pembersih sederhana dan mencoba menerapkan
bahan pembersih untuk membersihkan kaca
-
Siswa regular + tunadaksa mengerjakan soal
evaluasi terdiri dari 10 soal
-
Guru mendampingi siswa autis untuk menyelesaikan
soal evaluasi terdiri dari 5 soal
|
75
menit
|
Penutup
|
-
Guru membimbing peserta didik merenungkan kegiatan
apa saja yang dipelajari hari ini
-
Guru membimbing siswa untuk menyebutkan kegiatan
menarik yang dilakukan hari ini
-
Guru bertanya tentang hal yang ingin diketahui
berhubungan dengan pelajaran hari ini
-
Guru memberikan motivasi pada siswa untuk terus
belajar dengan digiat
-
Guru memberikan tugas rumah yang dapat dikerjakan
bersama dengan orang tua
-
Doa dan salam.
|
10
menit
|
I.
Penilaian
1.
Teknik penilaian
a.
Penilaian sikap : Observasi (pengamatan)
b.
Penilaian Pengetahuan : Tes Lisan, tes tulis
c.
Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja
2.
Instrumen penilaian
Terlampir
J.
Lampiran
1. Lembar materi
-
Lembar
kerja siswa (LKS)
-
Kunci
Jawaban
-
Penilaian
Mengetahui,
Kepala
SMA Tunas Bangsa
Ingke
Maria F, S.Pd
|
Malang,
23 Mei 2018
Guru
Kelas X
Ingke
Maria F, S.Pd
|
MATERI
KELAS X
PROSES DAN ALAT PENGAWETAN BAHAN
NABATI DAN HEWANI
1. Pengawetan
dengan suhu rendah (pendinginan dan pembekuan)
2. Pengawetan
dengan suhu tinggi
a.
Sterilisasi
= pembebasan dari bahan mikroba
b.
Pasteurisasi
= pemanasan
3. Pengawetan dan
pengeringan
4. Pengawetan
dengan Bahan Kimia
Pengawetan bahan pangan dapat
juga dilakukan dengan melakukan penambahan bahan kimia tertentu, yang telah
diketahui memiliki efek mengawetkan. Penggunaan bahan kimia untuk pengawet
harus digunakan dalam takaran yang tepat dan sesuai dengan ketentuan agar aman
bagi manusia.
a. Pemberian
Asam
Asam dapat menurunkan pH makanan
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Asam dapat dibagi dalam
3 golongan yaitu: (1) asam alami yang
pada umumnya adalah asam organik misalnya asam tartrat dan asam dari
buah-buahan, misalnya asam sitrat seperti yang terdapat pada jeruk nipis dan
belimbing wuluh; (2) asam yang dihasilkan melalui proses fermentasi, misalnya
asam laktat dan asam asetat; dan (3) asam-asam sintetik, misalnya asam malat,
asam fosfat, dan asam adipat.
Cuka adalah asam sintetik yang
dapat kita temui sehari-hari. Di samping sebagai bahan pengawet, asam juga
digunakan untuk menambah rasa, untuk mengurangi rasa manis, memperbaiki sifat
koloidal dari makanan yang mengandung pektin, memperbaiki tekstur dari jeli dan
selai, membantu ekstraksi pektin dan pigmen dari buah-buahan dan sayursayuran,
menaikkan efektivitas benzoate sebagai bahan pengawet danmlain-lainnya.
b. Pemberian
Gula dan Garam
Pengawetan pangan dengan
pemberian gula sudah umum dilakukan, misalnya pengawetan buah-buahan dalam
sirop dalam bentuk manisan. Demikian juga, pengawetan pangan dengan pemberian
garam umum dilakukan adalah pengasinan ikan. Gula dan garam merupakan bahan
yang efektif untuk pengawetan pangan karena sifatnya yang dapat menarik air
dari dalam sel mikroba sehingga sel menjadi kering karena proses yang disebut
osmosis.
c. Pemberian
Benzoat
Benzoat dan turunan-turunannya
dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Asam benzoat, natrium
benzoat, asam parahidrobenzoat dan turunan-turunannya merupakan kristal putih
yang dapat ditambahkan secara langsung ke dalam makanan atau dilarutkan
terlebih dahulu di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya. Asam benzoat kurang
kelarutannya di dalam air. Oleh karena itu, asam benzoat lebih sering digunakan
dalam bentuk garamnya, yaitu natrium benzoat. Benzoat lebih efektif digunakan
dalam makanan-makanan yang asam sehingga banyak digunakan sebagai pengawet di
dalam sari buah-buahan, jeli, sirop, dan makanan lainnya yang mempunyai pH
rendah. Adapun paraaminobenzaot biasa digunakan untuk pangan dengan pH tinggi.
d. Pemberian
Asam Sorbat
Asam sorbat dapat mencegah
pertumbuhan kapang dan bakteri dengan cara menginaktifkan enzim dehidrogenase
yang diperlukan oleh mikroba tersebut untuk metabolisme karbohidrat dan
asam-asam lemak. Asam sorbat, kalium sorbat atau natrium sorbat biasanya sering
digunakan di dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan kapang. Jumlah asam
sorbat yang digunakan misalnya 0,2 persen untuk bermacammacam keju, 0,1 persen
untuk kue-kue, 0,025 – 0,1 persen untuk acar, 0,02 persen untuk sari buah
anggur, 0,025 – 0,050 persen untuk minuman ringan, 0,1 – 0,15 persen untuk
cokelat atau sirop, dan 0,05 – 0,1 persen untuk ikan yang diasap atau digarami.
e. Pemberian
Sulfur Dioksida (SO2)
Sari buah-buahan atau makanan
lain yang bersifat asam (pH rendah) dapat diawetkan dengan menambahkan SO2
Jumlah SO2 yang digunakan untuk sari buah-buahan adalah 350-600 ppm. Sulfur
dioksida juga dapat digunakan untuk mencuci alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan anggur atau cuka dengan kadar 50-75 ppm. Pada pembuatan anggur atau
cuka, SO_ ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kapang, ragi, dan kadangkadang
bakteri selama penyimpanan.
f. Antioksidan
Adanya panas dapat merangsang
atau menstimulir reaksi oksidasi. Makin tinggi suhu, kecepatan oksidasi akan
makin bertambah. Sinar juga dapat mempercepat oksidasi. Sinar ultra-violet
lebih aktif dalam mempercepat oksidasi daripada sinar-sinar tampak (visible
light) karena sinar ultra-violet mempunyai panjang gelombang yang lebih
kecil sehingga energinya lebih besar.
Beberapa zat kimia seperti ozon,
peroksida, serta logam tertentu terutama tembaga, besi, dan garam-garamnya juga
dapat mempercepat oksidasi lemak. Beberapa enzim tertentu, misalnya lipoksidase
juga dapat bertindak sebagai katalis dalam reaksi oksidasi, di mana enzim ini
dapat terus aktif sampai di bawah suhu pembekuan. Oksidasi lemak dan produk berlemak
menghasilkan bau yang tidak disukai yang dikenal sebagai tengik. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan oksidasi ini dapat ditambahkan antioksidan. Antioksidan
adalah senyawa yang dapat digunakan untuk mencegah atau menghentikan oksidasi.
Antioksidan alami yang sering digunakan adalah tokoferol atau vitamin E,
sedangkan antioksidan sintetik yang biasa digunakan di dalam makanan adalah
BHA, BHT, NDGA, propel galat, 2,4,5-trihidroksi butirophenon, dan lain-lainnya.
PENGEMASAN DAN PERAWATAN PRODUK HASIL PENGAWETAN
BAHAN NABATI DAN HEWANI
Pengemasan dan pelabelan
merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan
pangan sebelum dipasarkan.
Pengemasan seringkali menjadi salah satu faktor
penentu kesuksesan suatu produk
olahan di pasar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk dapat memenuhi harapan konsumen
adalah sebagai berikut.
1) Kemasan harus
dapat melindungi isi dengan baik, mudah dibuka dan mudah
ditutup serta
mudah dibawa.
2) Bentuk dan
ukuran menarik serta sesuai kebutuhan.
3) Labeling harus
jelas dan komplit.
4)
Bahan kemasan harus ramah lingkungan.
FUNGSI KEMASAN
1)
Fungsi
perlindungan
kemasan berfungsi untuk menjaga produk tetap bersih, pelindung dari kotoran dan
kontaminasi
2)
Fungsi
penanganan,
kemudahan dalam membuka atau menutup, mudah dalam tahap penanganan, pengangkutan,
dan distribusi; mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis; aman untuk
lingkungan; mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau
standar yang ada; mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak
3)
Fungsi untuk
pemasaran,
kemasan menampakkan identifkasi, informasi, daya tarik, dan penampilanyang
jelas sehingga dapat membantu promosi dan penjualan
JENIS DAN BAHAN KEMASAN
a. Kemasan
Primer
Kemasan primer adalah kemasan
yang berhubungan langsung dengan produk, ukurannya relatif kecil dan biasa
disebut sebagai keamasan eceran. Contoh kemasan ini adalah, kantong plastik
untuk gula, kantong plastic untuk kripik, gelas plastik (cup) untuk air
minum, atau minuman, kantongplastik untuk mie instan.
b. Kemasan
Sekunder
Kemasan sekunder adalah kemasan
kedua yang berisi sejumlah kemasan primer. Kemasan ini tidak kontak langsung
dengan produk yang dikemas. Contoh: kemasan karton untuk air minum dalam
kemasan, kemasan krat kayu untuk sirup dalam botol, krat plastik untuk minuman
dalam botol.
c. Kemasan
Tersier
Kemasan tersier adalah kemasan
yang banyak diperuntukkan sebagai kemasan transport. Contoh: kontainer dan
kotak karton gelombang.
BAHAN KEMASAN
a.
Kemasan
logam (kaleng) adalah kemasan yang paling aman karena kemasan ini dapat melindungi
produk dari sinar matahari, uap air, dan oksigen. Masalah utama pada kemasan
kaleng ialah mahal dan pembelian harus dalam jumlah besar. Selain itu, untuk
aplikasinya juga harus menggunakan alat penutup kaleng khusus yang harganya
juga cukup mahal. Di samping itu, teknologi pembuatan kemasan saat ini
berkembang dengan pesat sehingga kemasan dapat dibuat dengan bermacam–macam
bahan. Kemasan logam dapat dibuat dari aluminium dan plat besi lapis timah
putih.
b.
Kemasan
gelas sifatnya tidak berekasi dengan bahan yang dikemas, tahan terhadap produk
yang bersifat asam dan basa. Kekurangannya mudah pecah jika terkena benturan
dan beratnya yang cukup berat dibandingkan dengan bahan lainnya seperti logam
atau kertas. Kemasan gelas ini banyak digunakan untuk kemasan makanan dan
minuman. Untuk mencegah pecah pada waktu transportasi dan memudahkan
penanganan, biasanya dikombinasikan dengan kemasan sekunder seperti karton
bergelombang, krat kayu, maupun krat plastik.
c.
Kemasan
plastik sifatnya ringan, relatif murah, namun masa simpan relative singkat
dibandingkan dengan kaleng. Kemasan plastik dapat berbentuk plastik lembaran,
kantong plastik, wadah plastik dengan bentuk tertentu, botol maupun gelas
plastik. Tidak semua jenis plastik dapat digunakan sebagai kemasan makanan dan
minuman. Ada jenis-jenis plastik yang tidak dapat digunakan untuk kemasan
makanan dan minuman karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk kesehatan
manusia
d.
Kemasan
kertas dan karton banyak digunakan untuk kotak karton lipat (KKL) dan kotak karton
gelombang (KKG) mudah dicetak. Bahan yang banyak terdapat di Indonesia antara
lain: (1) kertas: hvs, kraft, tisu, kertas yang di-coating (art paper,
cast coated paper), (2) karton: duplex, ivory, art carton, cast
coated carton, dan (3) karton gelombang: kertas kraft dan kertas medium
PRASYARATAN KEMASAN
a.
Kemasan
harus melindungi isi, baik: (1) dari pengaruh luar. Contoh kerupuk akan lembek
jika kemasannya tidak dapat menahan udara yang masuk melalui pori-pori, (2)
dari pengaruh dari dalam, contoh terjadi perpindahan molekul dari kemasan ke
barang yang dikemas atau dari barang ke kemasan, bila bahan kemasan yang
digunakan tidak cocok, (3) kemasan harus dapat menjaga mutu tetap sama, dari
saat dikemas sampai batas waktu kadarluarsa, dan menjaga agar aroma barang yang
dikemas tidak hilang. Contohnya kemasan kopi bubuk.
Tugas 1 (bentuklah kelompok)
Identifikasi
Penggunaan Bahan Pengawet pada Makanan Kemasan
Tujuan:
1. Siswa dapat
mengetahui jenis bahan pangan yang menggunakan pengawet bahan kimia.
2. Siswa dapat
mengidentifikasi jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas produk pangan.
3. Siswa dapat
mengidentifikasi kelengkapan label pada produk pangan.
Bahan dan Alat:
1. Kemasan produk pangan
Cara Kerja:
1. Identifikasi
bagian komposisi (ingredients) kemasan produk pangan.
2. Amati dan catat,
apakah ada bahan pengawetnya.
3.
Jika ya, tuliskan jenis bahan pengawet
tersebut.
4.
Tulislah Jenis Kemasan ( Kemasan Primer,
Sekunder,tersier)
5.
Bahan Kemasan (logam, plastic,kertas,
gelas, )
Tulislah jawaban dibawah ini
No
|
Nama produk kemasan
|
Bahan pengawet pada makanan
|
Jenis Kemasan
|
Bahan Kemasan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CARA
MEMBUAT BAHAN PEMBERSIH
Bahan
1.
Cuka
2.
Air
3.
Air sabun
Alat
1.
Serbet/ tisu
2.
Wadah
3.
Kaca
Cara
membuat :
1.
Siapkan wadah botol semprot
2.
Masukkan cuka, air, dan air sabun kedalam botol
3.
Tutup botol spray tersebut kemudian kocok
4.
Siapkan kaca buram
5.
Semprotkan cairan cuka ke kaca yang buram
6.
Gosok dengan serbet atau tisu
7.
Kaca akan kembali bersih
LEMBAR
KERJA SISWA
Lembar
kerja 1
Identifikasi Penggunaan
Bahan Pengawet pada Makanan Kemasan
Tujuan:
1. Siswa dapat
mengetahui jenis bahan pangan yang menggunakan pengawet bahan kimia.
2. Siswa dapat
mengidentifikasi jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas produk pangan.
3. Siswa dapat
mengidentifikasi kelengkapan label pada produk pangan.
Bahan dan Alat:
1. Kemasan produk pangan
Cara Kerja:
1. Identifikasi
bagian komposisi (ingredients) kemasan produk pangan.
2. Amati dan catat,
apakah ada bahan pengawetnya.
3.
Jika ya, tuliskan jenis bahan pengawet
tersebut.
4.
Tulislah Jenis Kemasan ( Kemasan Primer,
Sekunder,tersier)
5.
Bahan Kemasan (logam, plastic,kertas,
gelas, )
Tulislah jawaban dibawah ini
No
|
Nama produk kemasan
|
Bahan pengawet pada makanan
|
Jenis Kemasan
|
Bahan Kemasan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LEMBAR
KERJA 2
CARA
MEMBUAT BAHAN PEMBERSIH
Bahan
1.
Cuka
2.
Air
3.
Air sabun
Alat
1.
Serbet/ tisu
2.
Wadah
3.
Kaca
Cara
membuat :
1.
Siapkan wadah botol semprot
2.
Masukkan cuka, air, dan air sabun kedalam botol
3.
Tutup botol spray tersebut kemudian kocok
4.
Siapkan kaca buram
5.
Semprotkan cairan cuka ke kaca yang buram
6.
Gosok dengan serbet atau tisu
7.
Kaca akan kembali bersih
LEMBAR EVALUASI
SISWA
REGULER + TUNADAKSA
Jawablah
soal dibawah ini dengan tepat!
1.
Sebutkan proses-proses pengawetan!
2.
Pengawetan suhu tinggi terdiri dari 2 ciri yaitu
3.
Sebutkan dan jelaskan salah satu pengawetan dengan bahan kimia!
4.
Tentukan beberapa hal yang diharapkan konsumen pada proses
pengemasan suatu produk!
5.
Apa saja fungsi dari kemasan?
6.
Jelaskan apa yang dimaksud kemasan primer!
7.
apa yang dimaksud kemasan tersier?
8.
Sebutkan contoh produk dengan kemasan logam!
9.
Sebutkan cntoh produk dengan kemasan karton!
10. Sebutkan contoh prasyarat kemasan
dengan adanya pengaruh dari luar!
LEMBAR EVALUASI
SISWA AUTIS
Jawablah
soal dibawah ini dengan tepat!
1.
Sebutkan proses-proses pengawetan!
2.
Pengawetan suhu tinggi terdiri dari 2 ciri yaitu
3.
Sebutkan salah satu pengawetan dengan bahan kimia!
4.
Tentukan beberapa hal yang diharapkan konsumen pada proses
pengemasan suatu produk!
5.
Apa saja fungsi dari kemasan?
6.
Contoh benda kemasan
primer!
7.
Contoh benda kemasan tersier kemasan tersier?
8.
Sebutkan contoh produk dengan kemasan logam!
9.
Sebutkan cntoh produk dengan kemasan karton!
10. Sebutkan contoh prasyarat kemasan
dengan adanya pengaruh dari luar!
KUNCI
JAWABAN
Pertanyaan lisan
No
|
Jawaban siswa regular
|
Jawaban siswa ABK
|
1
|
-
Pemberian asam, berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk.
-
Pemberian gula dan garam, biasanya untuk
pengawetan buah buahan dalam sirup. Garam untuk pengasinan ikan karena garam
berfungsi untuk menarik air dari dalam sel mikroba sehinga sel menjadi kering
-
Pemberian asam Benzoat berfungsi untuk
menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Asam benzoate kurang
kelarutannya didalam air,karena itu sering digunakan dalam bentuk garam, dan
sering digunakan pada makanan seperti sari buah,jeli, sirup dan makanan ber
PH rendah
-
Asam sorbet, berfungsi mencegah pertumbuhan kapang
dengan cara menginaktifkan enzim dehydrogenase
-
Sulfur di oksida, bersifat asam PH rendah dapat
digunakan untuk pencucian alat alat dalam pembuatan agur atau cuka
-
Antioksidan, senyawa yang dapat digunakan untuk
mencegah atau menghentikan oksidasi. Yang sering digunakan contohnyza
tokoferol atau vitamin E
|
-
Pemberian asam
-
Pemberian gula dan garam
-
Pemberian asam benzoate
-
Asam sorbet
-
Sulfur dioksida
-
antioksidan
|
2
|
(1) asam alami
yang pada umumnya adalah asam organik misalnya asam tartrat dan asam dari
buah-buahan, misalnya asam sitrat seperti yang terdapat pada jeruk nipis dan
belimbing wuluh; (2) asam yang dihasilkan melalui proses fermentasi, misalnya
asam laktat dan asam asetat; dan (3) asam-asam sintetik, misalnya asam malat,
asam fosfat, dan asam adipat.
|
asam
alami yang pada umumnya adalah asam organik misalnya asam tartrat dan asam
dari buah-buahan, misalnya asam sitrat seperti yang terdapat pada jeruk nipis
dan belimbing wuluh;
|
3
|
asam
benzoat lebih sering digunakan dalam bentuk garamnya, yaitu natrium benzoat.
Benzoat lebih efektif digunakan dalam makanan-makanan yang asam sehingga
banyak digunakan sebagai pengawet di dalam sari buah-buahan, jeli, sirop, dan
makanan lainnya yang mempunyai pH rendah
|
Benzoat
lebih efektif digunakan dalam makanan-makanan yang asam sehingga banyak
digunakan sebagai pengawet di dalam sari buah-buahan, jeli, sirop
|
KUNCI
JAWABAN LEMBAR EVALUASI
SISWA REGULER + SISWA TUNADAKSA
1. Pengawetan suhu rendah, pengawetan suhu tinggi,
pengawetan dan pengeringan, dengan bahan kimia
2. Sterilisasi = pembebasan dari bahan mikroba, Pasteurisasi =
pemanasan
3. a. Pemberian Asam
Asam dapat
menurunkan pH makanan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.
Asam dapat dibagi dalam 3 golongan
yaitu: (1) asam alami yang pada umumnya adalah asam organik misalnya
asam tartrat dan asam dari buah-buahan, misalnya asam sitrat seperti yang
terdapat pada jeruk nipis dan belimbing wuluh; (2) asam yang dihasilkan melalui
proses fermentasi, misalnya asam laktat dan asam asetat; dan (3) asam-asam
sintetik, misalnya asam malat, asam fosfat, dan asam adipat.
b.
Pemberian Gula dan Garam
Pengawetan pangan
dengan pemberian gula sudah umum dilakukan, misalnya pengawetan buah-buahan
dalam sirop dalam bentuk manisan. Demikian juga, pengawetan pangan dengan
pemberian garam umum dilakukan adalah pengasinan ikan. Gula dan garam merupakan
bahan yang efektif untuk pengawetan pangan karena sifatnya yang dapat menarik air
dari dalam sel mikroba sehingga sel menjadi kering karena proses yang disebut
osmosis.
c.
Pemberian Benzoat
Benzoat dan
turunan-turunannya dapat menghancurkan sel-sel mikroba terutama kapang. Asam
benzoat, natrium benzoat, asam parahidrobenzoat dan turunan-turunannya
merupakan kristal putih yang dapat ditambahkan secara langsung ke dalam makanan
atau dilarutkan terlebih dahulu di dalam air atau pelarut-pelarut lainnya. Asam
benzoat kurang kelarutannya di dalam air. Oleh karena itu, asam benzoat lebih sering
digunakan dalam bentuk garamnya, yaitu natrium benzoat. Benzoat lebih efektif
digunakan dalam makanan-makanan yang asam sehingga banyak digunakan sebagai
pengawet di dalam sari buah-buahan, jeli, sirop, dan makanan lainnya yang
mempunyai pH rendah. Adapun paraaminobenzaot biasa digunakan untuk pangan
dengan pH tinggi.
d.
Pemberian Asam Sorbat
Asam sorbat dapat
mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri dengan cara menginaktifkan enzim
dehidrogenase yang diperlukan oleh mikroba tersebut untuk metabolisme
karbohidrat dan asam-asam lemak. Asam sorbat, kalium sorbat atau natrium sorbat
biasanya sering digunakan di dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan kapang.
Jumlah asam sorbat yang digunakan misalnya 0,2 persen untuk bermacammacam keju,
0,1 persen untuk kue-kue, 0,025 – 0,1 persen untuk acar, 0,02 persen untuk sari
buah anggur, 0,025 – 0,050 persen untuk minuman ringan, 0,1 – 0,15 persen untuk
cokelat atau sirop, dan 0,05 – 0,1 persen untuk ikan yang diasap atau digarami.
e.
Pemberian Sulfur Dioksida (SO2)
Sari buah-buahan
atau makanan lain yang bersifat asam (pH rendah) dapat diawetkan dengan
menambahkan SO2. Jumlah SO2 yang digunakan untuk sari buah-buahan adalah
350-600 ppm. Sulfur dioksida juga dapat digunakan untuk mencuci alat-alat yang
digunakan dalam pembuatan anggur atau cuka dengan kadar 50-75 ppm. Pada
pembuatan anggur atau cuka, SO2 ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
kapang, ragi, dan kadangkadang bakteri selama penyimpanan.
f.
Antioksidan
Adanya panas dapat
merangsang atau menstimulir reaksi oksidasi. Makin tinggi suhu, kecepatan
oksidasi akan makin bertambah. Sinar juga dapat mempercepat oksidasi. Sinar
ultra-violet lebih aktif dalam mempercepat oksidasi daripada sinar-sinar tampak
(visible light) karena sinar ultra-violet mempunyai panjang gelombang
yang lebih kecil sehingga energinya lebih besar.
4.
Kemasan harus dapat melindungi isi dengan baik, mudah dibuka dan
mudah ditutup serta mudah dibawa., Bentuk dan ukuran menarik serta sesuai
kebutuhan
5.
Fungsi
perlindungan kemasan berfungsi untuk menjaga produk tetap bersih, pelindung
dari kotoran dan kontaminasi
Fungsi penanganan,
kemudahan dalam membuka atau menutup, mudah dalam tahap penanganan,
pengangkutan, dan distribusi; mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis;
aman untuk lingkungan; mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan
norma atau standar yang ada; mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak
Fungsi untuk pemasaran,
kemasan menampakkan identi_kasi, informasi, daya tarik, dan penampilanyang
jelas sehingga dapat membantu promosi dan penjualan
6.
Kemasan primer adalah kemasan yang berhubungan langsung dengan
produk, ukurannya relatif kecil dan biasa disebut sebagai keamasan eceran.
Contoh kemasan ini adalah, kantong plastik untuk gula, kantong plastic untuk
kripik, gelas plastik (cup) untuk air minum, atau minuman,
kantongplastik untuk mie instan.
7.
Kemasan Tersier
Kemasan
tersier adalah kemasan yang banyak diperuntukkan sebagai kemasan transport.
Contoh: kontainer dan kotak karton gelombang
8.
Kemasan logam (kaleng) makanan kaleng sarden
9.
Air minum kemasan
10. Contoh
kerupuk akan lembek jika kemasannya tidak dapat menahan 02 yang masuk melalui
pori-pori,
KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI
SISWA AUTIS
1. Pengawetan suhu rendah, pengawetan suhu tinggi,
pengawetan dan pengeringan, dengan bahan kimia
2. Sterilisasi = pembebasan dari bahan mikroba, Pasteurisasi =
pemanasan
3. a. Pemberian Asam
b.
Pemberian Gula dan Garam
c.
Pemberian Benzoat
d.
Pemberian Asam Sorbat
e.
Pemberian Sulfur Dioksida (SO2)
4.
Kemasan primer adalah kemasan yang berhubungan langsung dengan
produk, ukurannya relatif kecil dan biasa disebut sebagai keamasan eceran.
Contoh kemasan ini adalah, kantong plastik untuk gula, kantong plastic untuk
kripik, gelas plastik (cup) untuk air minum, atau minuman,
kantongplastik untuk mie instan.
5.
Kemasan Tersier
Kemasan
tersier adalah kemasan yang banyak diperuntukkan sebagai kemasan transport.
Contoh: kontainer dan kotak karton gelombang
PENILAIAN
Instrumen
penilaian Pembelajaran
Kompetensi
|
Teknik
|
Proses
|
Hasil
|
Bentuk Instrumen
|
Sikap
|
Observasi (Langsung/ tidak langsung)
|
√
|
√
|
Lembar
observasi, daftar cek dan skala penilaian
|
Pengetahuan
|
Lisan/ tulisan
|
|
√
|
Daftar pertanyaan
|
Ketrampilan
|
Praktek
|
√
|
√
|
Rubric penilaian
|
1.
PENILAIAN
SIKAP
Lembar
Observasi
Nama :
..............................................
Kelas : ..............................................
No
|
Aspek
yang diamati
|
Tanggal
|
Catatan
guru
|
1.
|
Cermat
dalam mengamati bahan pangan kemasan
|
|
|
2.
|
Bertanggung
jawab terhadap tugas kelompok
|
|
|
3
|
Percaya
diri dalam mengurutkan langkah-langkah membuat bahan pembersih
|
|
|
Berilah
tanda centang (√) pada kolom yang sesuai !
No
|
Nama Siswa
|
Perubahan tingkah laku
|
Skor
|
|||||||||||
Cermat
|
Bertanggung jawab
|
Percaya diri
|
||||||||||||
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
BT
|
MT
|
MB
|
SM
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Skor
maksimal = 12
Skor =
Keterangan:
BT : Belum terlihat
Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal prilaku yang dinyatakan dalam indicator.
MT : Mulai terlihat
Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
MB : Mulai berkembang
Apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
prilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten.
SM : sudah membudaya
Apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten
2. PENILAIAN PENGETAHUAN
Penilaian lisan
Penilaian: Kegiatan Tanya jawab ( siswa regular)
No
|
Soal
|
Skor
|
||
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Sebutkan macam
pengawetan melalui bahan kimia!
|
Mampu secara
lengkap menyebutkan macam-macam pengawetan
|
Kurang lengkap
menyebutkan macam-macam pengawetan
|
Tidak lengkap
menyebutkan macam-macam pengawetan
|
2
|
Proses
pengawetan bahan makanan dengan asam ,asam dibagi menjadi 3 golongan yaitu?
|
Mampu secara
lengkap menyebutkan proses pengawetan bahan makanan dengan asam
|
Kurang lengkap
menyebutkan proses pengawetan bahan
makanan dengan asam
|
Tidak lengkap
menyebutkan proses pengawetan bahan
makanan dengan asam
|
3
|
Asam benzoate
lebih sering ditemukan pada bahan makanan apa saja?
|
Mampu secara
lengkap menguraikan tentang asam benzoat
|
Kurang
lengkap menguraikan tentang asam
benzoat
|
Tidak
lengkap menguraikan tentang asam
benzoat
|
Skor maksimal = 9
Skor :
Penilaian: Kegiatan Tanya jawab ( siswa ABK )
No
|
Soal
|
Skor
|
||
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Sebutkan macam
pengawetan melalui bahan kimia!
|
Mampu secara
lengkap menyebutkan macam-macam pengawetan
|
Kurang lengkap
menyebutkan macam-macam pengawetan
|
Tidak lengkap
menyebutkan macam-macam pengawetan
|
2
|
Sebutkan bahan
alami untuk pengawetan dengan pemberian asam!
|
Mampu secara
lengkap menyebutkan proses pengawetan bahan makanan dengan asam
|
Kurang lengkap
menyebutkan proses pengawetan bahan
makanan dengan asam
|
Tidak lengkap
menyebutkan proses pengawetan bahan
makanan dengan asam
|
3
|
Asam benzoate
lebih efektif dalam makanan yang bersifat
|
Mampu secara
tepat menjawab terkait asam benzoate
|
Kurang tepat menjawab terkait asam benzoate
|
Tidak tepat menjawab terkait asam benzoate
|
Skor maksimal = 9
Skor :
Penilaian
Tulis
PENILAIAN
EVALUASI
SISWA
REGULER + TUNADAKSA
Menyelesaikan
soal evaluasi
No
|
Aspek
|
kriteria
|
||
Mampu
3
|
Dengan bantuan
2
|
Tidak mampu
1
|
||
1
|
Menjawab soal nomer 1
|
|
|
|
2
|
Menjawab soal nomer 2
|
|
|
|
3
|
Menjawab soal nomer 3
|
|
|
|
4
|
Menjawab soal nomer 4
|
|
|
|
5
|
Menjawab soal nomer 5
|
|
|
|
6
|
Menjawab soal nomer 6
|
|
|
|
7
|
Menjawab soal nomer 7
|
|
|
|
8
|
Menjawab soal nomer 8
|
|
|
|
9
|
Menjawab soal nomer 9
|
|
|
|
10
|
Menjawab soal nomer 10
|
|
|
|
SKOR MAKSIMAL= 30
Skor : Skor :
PENILAIAN
EVALUASI
SISWA
AUTIS
Menyelesaikan
soal evaluasi
No
|
Aspek
|
kriteria
|
||
Mampu
3
|
Dengan bantuan
2
|
Tidak mampu
1
|
||
1
|
Menjawab soal nomer 1
|
|
|
|
2
|
Menjawab soal nomer 2
|
|
|
|
3
|
Menjawab soal nomer 3
|
|
|
|
4
|
Menjawab soal nomer 4
|
|
|
|
5
|
Menjawab soal nomer 5
|
|
|
|
SKOR MAKSIMAL = 15
Skor : Skor :
PENILAIAN
KETRAMPILAN
a. Kelompok : Pengamatan terhadap
bahan olahan pangan
No
|
Kriteria
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Mencatat nama produk kemasan
|
|
|
2
|
Menuliskan bahan pengawet pada makanan
|
|
|
3
|
Menentukan jenis kemasan makanan
|
|
|
4
|
Menentukan bahan kemasan yang digunakan pada
produk kemasan yang diamati
|
|
|
5
|
Ketepatan dalam
|
|
|
Lembar Penilaian Laporan Kelompok
No
|
Aspek yang dinilai
|
Skor maksimal
|
Skor yang diperoleh siswa
|
1
|
Sistematika
laporan
|
4
|
Siswa a =
Siswa b =
Siswa c =
Siswa d =
Siswa e =
|
2
|
Kelengkapan
laporan
|
4
|
Siswa a =
Siswa b =
Siswa c =
Siswa d =
Siswa e =
|
3
|
Kejelasan
penulisan laporan
|
4
|
Siswa a =
Siswa b =
Siswa c =
Siswa d =
Siswa e =
|
4
|
Presentasi
laporan
|
4
|
Siswa a =
Siswa b =
Siswa c =
Siswa d =
Siswa e =
|
b. Unjuk Kerja membuat cairan
pembersih dengan bahan olahan pangan
No
|
Kriteria
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Membawa alat dan bahan dengan lengkap
|
|
|
2
|
Membuat cairan pembersih sesuai petunjuk
|
|
|
3
|
Membersihkan kaca
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar