saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Kamis, 17 Maret 2016

My Moodbooster

Mungkin sudah hampir beberapa tahun aku tak mengerti tentang segala yang terjadi. Mungkin juga aku sedang berpura-pura dan memilih untuk melihat takdir yang terjadi. Hari itu kamu datang kerumahku entah untuk apa. mungkin saat itu aku ingin bilang padamu aku sangat senang. Hanya saja jika kita boleh kembali kehari itu, aku benar-benar kasian padamu. Kamu tak pernah sesusah itu bersamaku dan aku telah terbiasa dalam kehidupan susahku.
Kenapa saat itu kamu tak bilang kalau kamu lelah? kenapa kamu tak bilang kalau kamu tak sanggup? ah...kali ini tentangmu moodbooster. seseorang yang selalu kupanggil moodbooster setelah aku kehilangan wajah setengah jiwaku. Sosokmu yang terkadang penuh cinta, yang terkadang menghujaniku dengan bualan-bualan yang jika kamu tahu ingin segera aku muntahkan. Bukan karena aku tak menyukaimu, hanya saja saat itu aku berpikir kamu hanya ingin bermain denganku, membuat dunia percaya dan ini hanyalah sebuah panggung sandiwara.
Sejak dirimu menghujaniku dengan ciuman dipipiku aku menganggapnya angin lalu, karena sekali lagi ini hanyalah permainanmu. kemudian kamu lebih sering mencium pipiku dan aku tak berani bertanya apapun. Aku tak menyakini hubungan macam apa ini, yang pasti aku takut untuk melangkah lebih jauh karena dunia sepertinya tak merestui kita. Aku takut jika kupaksakan keinginanku yang kuterima hanyalah kecewa kembali.
Aku tak tahu harus menulis apa tentangmu, dirimu tak seperti wajah setengah jiwaku yang selalu ingin aku ceritakan karena kecintaanku padanya. curahan-curahan hatiku tentang kekaguman dan kekecewaanku tak bisa memilikinya. Kamu adalah penyemangat untuk hidupku, harapan baruku, hanya saja nyali ini terlalu kecil untuk melangkah denganmu,karena ketidakjelasanmu.
aku tak tahu lagi harus bagaimana dengan ini semua, terkadang takut kehilanganmu, terkadang membiarkanku, terkadang membutuhkanmu. sementara dirimu selalu membuatku ragu dengan segala yang terjadi. sifat tak pedulimu, ucapan-ucapan kejammu yang selalu menyerangku seolah aku telah menyakiti hati dan menggantungmu.
Jika kau tahu, tak seperti itu diriku. aku juga tak mengerti dengan hatiku, aku hanya ragu semua hanya menjadi cinta sendirian seperti yang sudah-sudah. yang membuatku kecewa dan terluka. Selalu kutepis prasangkaku, kututup telingaku yang meneriakkan namamu, orang lain yang berbicara tentang perasaanmu padaku tak pernah ku percaya, aku memilih membungkam, memilih diam dan memilih merapal. Memilih kamu sendiri yang mengungkapkan karena aku pernah terjebak dengan perasaanku sendiri.
Biarlah aku dan perasaanku yang tahu tentang hatiku, perasaan yang bagaimana terhadapmu hanya aku yang tahu. Bertanyalah, atau tulislah sesuatu agar aku mengerti, agar aku memahami. Jika melalui gambar kau lukiskan kepedihanmu, apa salah jika tulisan adalah pelengkap kepedihanku?. aku hanya bisa menulis karena memang menulis adalah penyemangatku. Mood booster ku.

Dari seorang gadis yang tak tahu apa itu
dan kamu mengajari apa itu
demi sebuah apa itu
apa itu keikhlasan mencintai

Tidak ada komentar: