saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Rabu, 16 Maret 2016

Merindukanmu

hari ini aku mencoba berdiri kembali didepan layar komputer dan memainkan keyboard yang berisi jejeran huruf untuk kurangkai menjadi beberapa kalimat. aku masih menarik nafas panjang saat ini, seperti seseorang yang baru kembali dari dunia mimpinya kemudian berdiri untuk meraih apa yang dicintainya dulu.
terakhir kali aku menulis hanyalah tentang kamu. Kamu yang selalu menjadi hujanku, yang ku tunggu untuk kulihat namun setiap kali terkenamu tubuhku melemah dan sakit. Bagiku dirimu adalah nafas tulisanku yang selalu ku tulis dan kutulis namun tak pernah kau lukis.
Ingatkah kamu tentang pertengkaran terakhir kita dan membuatku memutuskan seluruh hubungan denganmu? kamu dan aku telah sama-sama berjanji untuk selalu bersama, untuk selalu mengingat dan tidak saling menjauh. Jika hal ini terjadi lagi kita akan benar-benar saling meninggalkan. Masihkah kamu ingat hal itu?
Lalu hal itu benar terjadi. kamu benar-benar melupakanku. Aku yang selalu menunggu kabar darimu setelah november 2014 sampai februari 2015, berharap kamu kembali menjadi hangat sehangat cinta yang pernah aku kenal dan mungkin kecewa yang saat itu ku genggam. Kamu benar-benar melupakanku dan kita memang harus berakhir.
aku masih ingat meski hpku baru saja hilang sabtu kemarin. semua kenangan tentang mu, tentang history chat kita yang ingin aku bukukan kembali akhirnya harus musnah . aku tak lagi memiliki history dan tanggal-tanggal waktu kita bersama. becandaan becandaanmu yang terkadang membuatku bingung.
Kenapa aku tak ingin menemuimu? karena aku sudah berjanji untuk meninggalkanmu meski dalam setiap rapalan doaku masih kusebut namamu. aku ingin sahabatku kembali untuk menjadi teman hidupku. Mungkin karena cintaku yang begitu besar, aku menolak siapapun yang datang. Demi siapa? demi dirimu!. Mungkin aku adalah perempuan yang bodoh karena mengambil keputusan yang salah berharap bisa hidup bersama pria sepertimu. Pria dingin, dan cuek yang hanya bicara ketika perlu saja. Harusnya aku lebih memahami karaktermu dan tidak menuntut banyak.
Pria sepertimu, tidak begitu banyak bercakap dan itulah yang membuat hatiku jatuh cinta, karena setiap bertemu denganku kamu selalu bercerita banyak sekali. Entah itu sebagai basa-basi atau memang kamu ingin bercerita padaku. Intinya saat itu aku sangat mencintaimu..
dan kini aku tak lagi bisa berbicara denganmu, aku tak punya alasan untuk menyapamu karena kecewaku yang amat begitu besar. aku hanya akan selalu mengingatmu dan mengirimimu kue ulang tahun setiap tahunnya. aku janji, disana akan kutulis doa-doaku untuk kebaikanmu. Namun seandainya kamu tahu, seandainya kamu membaca tulisanku. Aku ingin kembali menjadi kita yang dulu. Mungkin kamu tidak akan pernah tahu tentang tulisan-tulisanku ini. Mungkin kamu tidak akan pernah membacanya kecuali Tuhan yang mengijinkannya terjadi.
Jika memang sampai aku mati dan kamu tetap tidak tahu tentang tulisanku berarti Tuhan sudah menyiapkan seorang perempuan yang lebih baik dariku, yang lebih mencintai dan menggilaimu, dan mungkin dia lebih bisa mengerti tentangmu.. wahai wajah setengah jiwaku, wahai hujanku, aku sungguh-sungguh ingin kita bertemu kembali

dari sebuah jiwa yang hanya tertinggal serpihannya
yang menunggu cintanya kembali
meski dia tahu semuanya hanyalah impian kosongnya

Tidak ada komentar: