saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Minggu, 29 Mei 2016

Merasakan sesuatu.. (Moodbooster 3)

kemarin, 19 mei 2016 saya baru pulang dari tanah suci.saya berangkat tanggal 10 mei 2016 begitu tenang disana sehingga rasa sakit dan penderitaan yang begitu panjang ku jalani terasa terkikis begitu saja. Aku masih ingat sebelum terbang ke Saudi Arabia, aku sempat menghubungimu meski kamu tak pernah memulai untuk menghubungiku. kamu bilang see u soon padaku serta memberikan emoticon peluk dan cium.
ah...rasanya seperti terbang kelangit, kau anggap aku ini apa sebenarnya?
kemudian aku terbang selama 11 jam ke saudi arabia, sampai disana pukul 00.12 malam. mungkin di indonesia pukul 4 pagi. tahukah kamu sialnya aku? aku tetap memikirkanmu.
kujalani disana dengan penuh ketenangan dan kamu tak sekalipun menghubungiku. Sebenarnya aku ini apa bagimu? apa permainan dan drama yang kau buat itu masih berlaku? dan kamu masih mengajakku bermain hingga aku lupa diri bahwa aku sedang bermain dan bukan sesuatu yang nyata?
dunia terus mengingatkanku bahwa kamu adalah  seseorang yang diam-diam mencintaiku. apa aku bisa percaya saat kamu tak sekalipun menghubungiku dan datang padaku. Bisakah aku percaya dengan kebohongan yang nantinya akan menghancurkan aku seperti dulu.
Intinya aku tak ingin jatuh cinta sendirian.

Aku juga ingin bisa seperti yang lain, saling mencintai untuk pertama kali. Apakah takdirku hanya untuk beribadah? tidak bisakah aku menikah karena aku mencintai seperti orang lain mendapatkan haknya. kemudian kenapa aku dipisahkan dari orang yang paling kucintai kemudian aku dipisahkan dari mu? apa kalian bukan bagian dari takdirku?
seandainya kau tahu sampai hari ini aku masih merindukanmu moodbooster..
tapi apa kamu peduli dengan itu..
karena itu aku tak ingin melanjutkan perasaan yang nantinya hanya sendirian seperti yang sudah-sudah.
salah satu teman kerja kita bertanya apa aku mencintaimu? aku bisa apa untuk menjawabnya? aku terlalu naif untuk mengakui dan terlalu takut untuk mengiyakan. Dunia kita begitu berbeda, amat berbeda dan apa mungkin saya bisa denganmu? menyatu dengan keluargamu yang menurutku tidak sama dengan keluargaku. Keluargaku adalah orang desa yang tak sama denganmu, apakah keluarga kita bisa disatukan dan apakah hati saya bisa sepenuhnya menerimamu dan tak mengenal takut untuk terus mencintai?
entahlah.. bukankah mengistiqorohi kamu adalah kewajiban saya
apa kamu memang seseorang yang sudah Tuhan bentuk untuk saya, yang baik untuk agama saya, keluarga besar saya, serta anak-anak saya.
Saya hanya percaya Tuhan tak akan pernah membuat saya kecewa dengan pilihanNya
dan Tuhan pasti tak akan pernah menipu saya dan menghadiahi saya sesuatu yang salah.
Jika mungkin kamu adalah takdir saya, saya terima.
seandainya bukan, apa yang bisa saya lakukan selain merelakan dan memupuk harapan yang lain yang entah kapan akan mendatangi saya.
Rasanya jatuh cinta itu begitu amat sulit untuk saya, begitu menakutkan. kalau...kalau saya hanya cinta sendirian..
saya hanya ingin menunjukkan padamu tentang perasaan saya tanpa saya harus berkata..dan mohon terima cinta saya sebagai seseorang yang entah hidup dalam kebimbangan. Jika kamu bukan untuk saya, saya siap untuk hijrah ketempat yang lebih baik.
saya merasa sesak berada disini... saya tidak lagi ceria seperti ada kamu bersama saya.
tempat ini begitu dingin.. tak sehangat dulu yang selalu menjadi alasan kenapa saya ingin segera pergi pagi-pagi, yang tak menyukai minggu karena tak bisa bertemu dengan teman yang bisa membuat saya ceria seperti dirimu.. Kemudian Tuhan menarikmu dari saya, kamu tahu saya menangis untukmu begitu dalam? saya kehilangan lagi.. akan sulit untuk bertemu denganmu dan melihatmu seperti sekarang ini.. rasanya dingin..sangat dingin... mood booster tolong saya..tolong hati saya..

dari gadis yang tak tahu tentang hatinya
yang tak mempercayai dirinya
yang membutuhkanmu disampingnya
selamanya

Tidak ada komentar: