saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Kamis, 07 April 2016

Tentangmu Tuan

kerinduan yang mencekam itu muncul lagi kepada jiwa yang berbeda. Jika kamu tahu, pertemuan dibulan ini di april ini adalah yang sangat ku tunggu. Meski pada akhirnya Dia tak sejalan lagi denganku. Aku hanya ingin bertemu denganmu seperti bulan-bulan sebelumnya agar aku tak kehilangan lagi 69 mingguku.
Apa kerinduan kepadamu ini adalah sesuatu yang wajar? kerinduan dari gadis yang terpaut jauh umurnya denganmu? gadis yang tak bisa sejalan dengan pikiran dan ucapan-ucapan dustamu? gadis yang tak pernah tahu gemerlapnya duniamu, yang merasa dunianya amat sangat jauh denganmu.
Saat ini bulan april, bulan terakhirku sebelum aku pergi. Bukannya berharap yang tidak-tidak hanya saja siapa yang bisa menjamin waktu adalah milik kita sepenuhnya.
aku ingin bertemu denganmu dan mungkin kau sedang "sibuk" kesibukan yang kau munculkan sendiri atau memang benar-benar dalam arti bahasa yang sebenarnya.
aku hanya ingin mengucapkan terima kasih dan maaf. ngomong-ngomong masalah maaf, aku tak pernah melihatmu meminta maaf jika kamu bersalah, atau memang kau begitu? begitu cermat melihat kesalahan orang lain namun lupa untuk menundukkan kepala. Merendahkan kata.
Sesuatu yang tak bisa kuterima untuk melanjutkan perasaan yang aneh yang menghantuiku beberapa bulan terakhir ini yang membuatku hilang kesadaran untuk merendahkan diriku sendiri demi mengisyaratkan sesuatu padamu agar kamu mengerti.
Tuan, sebenarnya kamu itu baik. Hanya saja kamu begitu pemarah, keras kepala dan keras hati, jarang berbicara lembut dan berkata yang meneduhkan jiwa. Apa tidak salah hatiku memilihmu untuk sementara ini? apa hatiku baik-baik saja? maksudku apa hatiku tidak salah memilih orang?
Seandainya kamu adalah orang yang selalu berkata lembut, santun,dan bukan pemarah. Mungkin ada sedikit keberanian untukku mengatakan kalau aku sayang.
Hanya saja ketika aku melihat kembali tentang ucapan ucapanmu yang sering menyakiti hatiku, aku menjadi seseorang yang tak mampu melanjutkan hatiku.. Mungkin ini nasibnya hatiku, merana dan tak pernah bisa bahagia, bukankah ini kehendakNya? bukankah sebagai manusia aku turut saja?
Teman-temanku disini begitu mudah memiliki hubungan bersama dengan yang sudah ditentukanNya. Lalu diriku? selalu merasa sendirian. Padahal aku tak berharap untuk mendapatkan seseorang yang seterang bintang dilangit.hanya saja meskipun dia hanya bagai kerikil asalkan turut dalam jalanku apa salah memilihnya?


Tidak ada komentar: