saya menulis untuk diri saya, dan apa yang pembaca baca adalah untuk pembaca. didalam tulisan saya, tidak merasa saya dan semua tulisan saya terkadang berisi tentang saya ^_^

Sabtu, 22 Agustus 2015

pertemuan dengan wajah setengah jiwaku

Saat cinta-cintanya aku benar-benar bingung, sesak, dan tak tahu arah mana yang harus ku tuju. mencintaimu, ya jalan yang harus kutempuh 3 tahun lamanya dan pada akhirnya memang kita tak pernah satu tujuan. aku mencintaimu, kamu sumber inspirasi dari tulisan dan puisi-puisiku. sedangkan dia mantan kekasihmu adalah sumber lukisan-lukisanmu.
Saat itu aku masih ingat betul bagaimana kita menghabiskan waktu dipulau dewata beberapa waktu. Menikmati pantainya, sunsetnya, makanan dan perjalanannya yang sederhana. Ingatan tentang bali muncul begitu saja dalam tulisanku, bagaimana dengan kesederhanaan kita jalan-jalan mengelilingi patung dewa ruci, melewati legian, keliling siang-siang di ngurahrai dengan motor sewaan yang kita sewa 50 ribu/ hari tersebut.
Bagaimana kita saling memandang temaramnya mentari, dan saling mengumpat satu sama lain meluapkan kekesalan. Aku merasakanmu, kau tak merasakanku. Aku merasakan langkahmu mulai berjalan menjauh dari hatiku. Apakah itu firasat? yah saat itu aku merasakan firasat perpisahan. perpisahan yang membawa kita pada hari ini, setelah 6 bulan lamanya.
Tuhan mempertemukan kita kembali tepatnya di Juni 2015. Tahukah kamu ketika hari itu aku memasuki sebuah ruangan untuk mengikuti tes ujian? kubaca daftar hadir yang disodorkan petugas padaku. kulihat jurusan-jurusan yang ada disana dan ada satu jurusan yang sama denganku tertulis di list tersebut, mataku mengarah pada tulisan itu dan ku baca namanya.
Hatiku terperanjat!! diantara banyak nama kenapa Tuhan menulis namamu disana, ditempat yang tak pernah kuharapkan lagi. detik demi detik kujalani didalam ruang ujian hingga pada akhirnya kamu pun selesai dan keluar ruangan terlebih dahulu. Tahukah kamu apa yang kulakukan? aku mengikutimu.
kuulurkan tangan kearahmu, ini bukan uluran tangan peminta maaf. aku hanya menunjukkan diriku masih berdiri dengan tegak tanpamu disini dan aku tak lemah seperti yang kurasa.
"wah sekarang ikut ujian nggak bilang-bilang" celetukmu. aku hanya tersenyum.
"kamu bisa mengerjakan semua ?" tanyanya.
"lumayan, halah kalau takdirnya nanti juga lolos."
itu menjadi moment pertama kali kita bertemu setelah sekian lama tak berjumpa. Tahukah kamu? detak itu muncul lagi, namun kau tak lagi berada didalam hati, masa-masa bersamamu adalah masalalu yang hanya bisa kukenang sebagai masa terkelam, dan masa terbaik untukku belajar.

dari gadis polos yang mencintaimu
yang menganggapmu sebagai tempat inspirasinya
dan menganggapmu sebagai wajah setengah jiwanya